PKM-KU (PART 1)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).

Suatu program yang mengharuskan kami untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat, tapi ini beda dengan KKN. Kalau KKN biasanya sampai berbulan-bulan tinggal di suatu desa, Sedangkan PKM ini hanya berjalan paling tidak 1 hari.

PKM ini adalah wujud dari pelaksanaan mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), sebenarnya program PPL ini ada tiga pilihan, yang pertama praktik mengajar di jurusan S1 PGSD, kedua studi banding ke luar negeri, dan yang ketiga adalah PKM yang seperti kita laksanakan.
Pilihan pertama merupakan kekhususan bagi mahasiswa reguler, karena mereka dicetak untuk menjadi dosen. Sedangkan kita yang berlatar belakang guru dan merupakan mahasiswa beasiswa, kita hanya mempunyai pilihan kedua dan ketiga. Akan tetapi, dengan beberapa alasan, akhirnya kita memutuskan untuk PKM.

Sekali lagi... karena kita adalah seorang guru SD, maka yang menjadi sasaran program kita adalah guru SD juga. Dan yang menjadi program PKM kita adalah seminar pendidikan dan workshop karya tulis ilmiah dengan mengusung tema “Antara Profesionalisme dan Pengembang Diri” bagi guru SD di Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat.

Berikut sekelumit cerita Program PKM-ku

Jum’at, 28 Oktober 2016

Karena harus mempersiapkan segala keperluan, maka kita berangkat lebih awal dari jadwal seminar dan workshop yang direncanakan. Keberangkatan kelompok kita, dibagi menjadi dua kloter. Kloter pertama berangkat hari Rabu dengan naik kereta Logawa dari stasiun Gubeng dan turun di stasiun Lempuyangan, karena harus membawa mobil menuju Indramayu sebagai modal akomodasi ketika PKM. Sedangkan, kloter kedua berangkat hari Kamis pukul 21.00 Wib dengan naik kereta api Kertajaya jurusan Pasar Turi-Jati Barang.

Setelah, satu kelompok berkumpul semua. Kegiatan PKM kita dimulai dengan audiensi dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, terkait dengan program PKM yang akan kita laksanakan, serta meminta beliau untuk menjadi keynote speaker di seminar pendidikan dan meminta tanda tangan di sertifikat peserta. Sekitar pukul 09.00 Wib., kita sampai di dinas, tetapi apa yang terjadi?, kepala dinas tidak ada di kantor, sedang ada acara di luar, kata ibu penerima tamu. Akhirnya, kita pun hanya menitipkan sertifikat untuk ditandatangani beliau.

Gagal bertemu kepala dinas, akhirnya kita putuskan ke Masjid Agung Indramayu, karena hari Jum’at, parkir di dalam halaman masjid sudah tidak diperbolehkan, akhirnya kita parkir di halaman pendopo Bupati Indramayu. Ketika sampai, kita kembali dibagi menjadi dua kelompok, seperti keberangkatan. Kloter kedua, tetap di sekitaran masjid agung Indramayu untuk bersih-bersih badan dan sebagainya, karena mereka sampai pukul 06.00 Wib., sedangkan kloter pertema keliling untuk mencari perlengkapan seminar, seperti: foto kopi materi seminar, CD buat kopi materi untuk peserta, dan lain sebagainya. Selesai dengan segala urusan, kloter pertama pun menghampiri kloter kedua, sekalian untuk persiapan sholat Jum’at bagi kaum laki-laki.

Ada yang unik ketika masuk di halaman masjid, di bandingkan tadi waktu ngantar kloter kedua. Halaman masjid, di sulap menjadi pasar dadakan, beraneka macam barang yang di jual di sana, ada kopyah, jam tangan, kaca mata, dompet, ikat pinggang, madu, bahkan ada juga yang jual pakaian dan obat-obatan tradisional. Setelah sholat Jum’at, kita bergegas kembali menuju Dinas Pendidikan, untuk bertemu dengan Kepala Dinas. Alhamdulillah... beliau ada di kantor, dan bisa menemui kita untuk audensi terkai dengan kegiatan yang akan kita laksanakan, tetapi kita harus menunggu sejak karena masih ada tamu. Bukan hanya ditemui oleh kepala dinas, kita pun ditemui juga oleh Kabid PAUD dan PLS.


Kurang afdhol rasanya, kalau berkunjung ke suatu daerah, tanpa berkunjung ke tempat wisatanya. Dan yang menjadi tujuan kita pertama adala Karangsong, sebuah wisata mangrove. Tidak beda jauh dengan wisata mangrove “Wonorejo” di Surabaya dan “BJBR” di Probolinggo sich, akan tetapi di wisata mangrove Karangsong ini, kita harus menaiki perahu terlebih dahulu untuk menuju ke wisata mangrove tersebut, hanya dengan tiket Rp. 15.000,00 kita sudah dapat menikmati hijaunya hutan mangrove, udara yang sejuk, serta menikmati Karangsong dari atas menara, melihat aktivitas masyarakat yang sebagian besar adalah nelayan dan hamparan laut yang biru. Hujan membuat kita harus balik dari tempat wisata satu ini, dan perjalanan hari pertama kita akhiri dengan makan malam di Rumah Makan Panorama. Sebuah rumah makan yang mnyajikan menu olahan hasil lautnya. 

Foto Bersama dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu


Bercengkrama dengan Kabid PAUD dan PLS




Mangrove Karangsong


Mangrove Karangsong


Mangrove Karangsong


Mangrove Karangsong


Mangrove Karangsong


Mangrove Karangsong


Penulis : Bakhrul Ulum ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel PKM-KU (PART 1) ini dipublish oleh Bakhrul Ulum pada hari Friday 11 November 2016. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan PKM-KU (PART 1)
 

0 comments:

Post a Comment