TEKNIK PAKU MEMORI

A.  Identitas Buku



Judul Buku             : Anak Cerdas Dengan Daya Ingat Kuat
Penulis                    : Femi Olivia
Tahun Terbit           : 2011
Kota Terbit             : Jakarta
Penerbit                  : PT. Elex Media Komputindo
Tebal Buku             : viii + 152 Halaman

B.  Ringkasan Isi Buku

Seorang anak dilahirkan dengan memiliki 100 miliar neuron dan satu triliun sel glia (sel sarang yang melindungi dan memberi makan neuron). Jika jumlah sel otak tersebut dioptimalkan, maka otak anak akan berlipat-lipat kemampuannya, jauh melebihi kemampuan komputer terkini. Kuncinya, stimulasi!. Semakin sering stimulasi diberikan, semakin kuat daya ingat anak.

Sebagai orang tua, tentunya kita ingin selalu memberikan yang terbaik bagi anak, namun saat memberikan stimulasi pada anak, kita juga harus menyesuaikan dengan tahapan usia anak. Dengan begitu, stimulasi yang diberikan tidak berlebihan dan tidak membuat anak bosan. Selain itu,suatu hal yang perlu diingat juga bagi orang tua adalah sebaiknya bertindak sebagai teman berlatih yang meyenangkan bagi anak dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, orang tua lebih melibatkan diri dalam perkembangan intelektual anak.

Salah satu metode yang cocok digunakan ketika memberikan stimulasi kepada anak adalah metode 3PSUT, yang merupakan singkatan dari Pancing (bangkitkan dulu minat anak tentang daya ingat dan terangkan mengapa daya ingat yang baik itu penting dan gunakan kreativitas anda!), Pandu (dampingi anak saat beraktivitas, dan beri bantuan seperlunya saat menulis dan menggambar), Periksa (cek seberapa besar daya tangkap dan daya ingat anak), Santai (jangan terlalu memaksa anak bisa mengingat banyak kata dalam waktu singkat), Usaha (biarkan anak berusaha sendiri untuk meningkatkan memorinya setiap hari), dan Tawa (bergemberilah saat beraktivitas bersama).

Ketika anak akan mengingat deretan banyak kata, maka anak perlu diajarkan mengenai teknik memori sederhana, misalnya teknik paku memori. Teknik paku memori pada prinsipnya merupakan item-item yang diingat dalam pikiran dipaku ke (asosiasi dengan) imajinasi tertentu dalam perintah yang sudah diatur sebelumnya. Item-item yang diingat diasosiasikan dengan item konkret yang teringat sebelumnya, sehingga menciptakan sebuah jenis sistem pengisian pikiran. Dengan kata lain, teknik paku memori adalah rangkaian standar kata-kata (benda konkret) yang dipelajari dan item yang akan diingat dihubungkan pada paku dengan imajinasi visual. Terdapat dua teknik paku memori, berikut beserta contohnya ketika mengingat angka yaitu:

1.      Paku memori bunyi (persamaan bunyi)
Satu = Batu
Dua = Gua
Tiga = Mentega
Empat = Ketupat
Lima = Delima
Enam = Senam
Tujuh = Keju
Delapan = Papan
Sembilan = Bulan
Sepuluh = Bulu

2.      Paku memori gambar (visual)
Satu = Lilin
Dua = Cacing
Tiga = Kelelawar
Empat = Kapal layar
Lima = Bintang
Enam = Ikan
Tujuh = Payung
Delapan = Boneka salju
Sembilan = Bunga
Sepuluh = Pemukul bola

Selain dua teknik memori di atas, bisa juga dengan cara membuat visualisasi dan cerita konyol. Misalnya, anak diminta untuk mengingat kata-kata berikut, kura-kura, kok, terompet, stroberi. Dengan teknik yang berikut ini, anak diberikan sebuah gambar/visualisai yang berbagai warna serta diberikannya cerita konyol, seperti berikut:




Seekor kura-kura berjalan keluar dari sebuah kok. Kok tersebut tersangkut pada mulut terompet yang ditiup oleh buah stroberi besar.
 

BENAHI INFRASTRUKTUR, KAMAL KEMBALI JAYA

Pelabuhan Kamal merupakan sebuah pelabuhan yang menghubungkan antara Bangkalan, Madura dengan Surabaya, akan tetapi seiring dengan dibangunnya jembatan Suramadu, pelabuhan ini kian sepi, ditambah lagi dengan digratiskannya tarif Suramadu untuk sepeda motor pada bulan Juni 2015, serta diturunkannya sebesar 50 % untuk kendaraan roda empat pada 1 Maret 2016, semakin banyak yang memilih untuk menggunakan jembatan Suramadu dibandingkan dengan menggunakan penyebrangan kapal.

Sepinya pelabuhan Kamal, sebagaimana berita yang dilansir oleh www.jppn.com pada hari Rabu, 29 Oktober 2016, setiap hari yang menggunakan penyebrangan kapal tidak lebih dari 3.000 penumpang, yang terdiri atas 1.500 penumpang, 1.200 unit kendaraan roda dua, dan 80 unit kendaraan roda empat,[1] padahal pada bulan Maret sebelumnya penumpang kapal berjumlah 4.000 orang per hari.[2]

Berdasarkan data penumpang kapal di atas, dari bulan ke bulan jumlah penumpang kapal semakin menurun, dalam jangka waktu 7 bulan penumpang turun sampai 1.000 peumpang, dan jika ini tetap dibiarkan seperti sekarang tanpa adanya pembenahan dan kegiatan yang menarik, lama-kelamaan pelabuhan Kamal bisa tutup dan hanya akan menjadi sebuah sejarah. Bahkan, menurut pemberitaan radarmadura.co.id rencana penutupan pelabuhan Kamal bukan hanya wacana lagi, akan tetapi sudah menunggu rapat evaluasi dari PT. ASDP selaku pengelola jalur penyebrangan Bangkalan, Madura-Surabaya.[3]

Sambil menunggu rapat evaluasi rapat evaluasi terkait penutupan pelabuhan Kamal, masih ada kesempatan untuk berbenah, guna merebut kembali kejayaan pelabuhan Kamal, sehingga penutupan hanyalah sebuah wacana belaka. Ada beberapa hal untuk merebut kembali keyajaan pelabuhan Kamal, salah satunya adalah dengan diadakaan kegiatan seperti kemarin Festival Bahari Kamal, yang bisa menarik banyak pengunjung, akan tetapi yang lebih penting sekarang adalah benahi infrastruktur yang ada di pelabuhan Kamal, karena apa? Ketika kita menginjakkan kaki di pelabuhan Kamal, kesan pertama adalah kumuh, tidak terawat, dan jauh dari kata layak sebagai fasilitas umum. Adapun, beberapa infrastruktur yang harus dibenahi, di antaranya sebagai berikut:

1.    Kios Penjualan
Ketika baru turun dari kapal di pelabuhan Kamal, dan memandang ke sebelah kanan, sepanjang itu mata akan memandang deretan kios penjualan, tetapi kondisinya sekarang memprihatinkan, cat yang sudah mengelupas, atap yang hampir roboh, kayu penyangga atap yang bergelantungan, ditumbuhi tanaman yang menjalar, bahkan ada kaca yang sudah pecah dan beberapa coretan tangan yang tak bertanggung jawab. Kios itu kini hanya, ditempati oleh 3 penjual saja, penjual kaset DVD dan pulsa, serta penjual suvenir khas pulau Madura. Sedangkan, penjual yang lain turun ke pelataran bawah, yang fungsi asalnya adalah tempat berjalan kaki, motor, serta mobil.

Kios toko penjualan yang ditumbuhi oleh tumbuhan

Cat kios toko yang memulai memudar

Beberapa kios toko yang berjualan di pelataran pelabuhan

Beberapa coretan yang tidak bertanggung jawab

2.    Loket penjualan karcis
Loket penjualan karcis kini hanya tinggal satu loket yang letaknya sedikit masuk ke dalam pelabuhan, padahal di depan setelah gapura masuk pelabuhan kamal, loket penjualan karcis berjajar rapi yang jumlahnya 4 loket. Kondisi loket ini sama memprihatinkan dengan kios penjualan. Pintu loket yang jebol, kaca yang pecah, serta neon box terkait dengan tarif kapal pun ikut pecah. 

Kondisi loket dengan neon box yang pecah

Salah kondisi satu loket penjualan karcis

3.    Pos penjagaan
Dan yang lebih memprihatinkan lagi adalah pos penjagaan, yang mana bentuknya sudah seperti pos kamling, yang hanya tinggal tiang penyangganya saja ditambah lagi dengan sampah yang berserakan di daamnya, serta coretan tangan yang tidak bertanggung jawab, sungguh menunjukkan kesan yang tidak terawat.

Kondisi pos penjagaan

4.    Pengadaan tempat sampah
Yang menggelitik, ketika melihat sebuat tulisan “Titipkan Sampahmu Di Sini” di sebuah kayu yang dicat berwarna hijau dan ditali pada sebatang kayu yang sudah kering, tetapi di bawahnya tidak ada yang namanya tempat sampah. Jadi, jangan salahkan jikalau penumpang kapal pembuang sampah di sembarang tempat, karena pelabuhan ini minim akan tempat sampah, bahkan nyaris tidak ada.
Sampah plastik, kayu tumbang, botol bekas minuman, bertebaran di segala penjuru pelabuhan. Bahkan, bekas sampah dibakar pun dapat kita temui di tempat ini. Dan yang lebih menggelitik lagi adalah di pelabuhan ini, kami dapat menemui kambing yang berkeliaran tuk mencari makan ditumpukan sampah.

Tulisan agar buang sampah pada tempatnya, tetapi di bawahnya nggak ada tempat sampah

Sampah plastik yang berserakan 

Kambing yang berkerliaran di pelabuhan tuk cari makan

5.    Tempat mangkal becak, bentor dan angkutan umum
Selain pelabuhan, di sana juga satu kompleks dengan Terminal Kamal, yang mana kondisinya tidak jauh berbeda dengan Pelabuhan Kamal. Bahkan, bisa dikatakan lebih parah tingkat kerusakan. Dengan alasan tersebut, mungkin becak, bentor, dan angkutan umum lebih memilih masuk ke dalam pelabuhan dari pada ke dalam terminal. ­Kalau memang seperti itu, memilih untuk masuk ke dalam pelabuhan, di sini perlu adanya tempat khusus buat kendaraan umum tersebut, sehingga lebih tertata parkirnya dan tidak semrawut.

Parkir becak dan bentor yang semrawut

Melihat kondisi infrastruktur pelabuhan Kamal yang seperti itu, yang jauh dari kata layak. Ketika ingin kembali jaya, yang pertama perlu dilakukan adalah membenahi infrastruktur yang ada. ­Sehingga pelabuhan Kamal akan lebih terlihat rapi dan tertata. Misalnya, terkait dengan pembenahan kios penjualan, ketika itu dibenahi yakin semua penjual akan kembali ke kios tersebut, tidak akan ada yang berjualan di pelataran dan terpisah-pisah di sembarang tempat. Serta, dengan kios yang baru bisa lebih diintensifkan untuk menjual suvenir khas pulau Madura, seperti: batik, udeng, gantungan kunci Pak Sakera dan Bu Marlena, pecut kerapan sapi, dan sebagainya. Dengan demikian, bisa lebih menarik perhatian wisatawan untuk datang ke pulau Madura.

Gantungan kunci Pak Sakera dan Bu Marlena

Suvenir yang dijual di Pelabuhan Kamal
Tulisan ini ditulis dalam rangka mengikuti lomba blog yang diadakan oleh plat-m.com nak-kanak bloger Madura dalam rangka festival Bahari dengan tema “Mengembalikan Kejayaan Pelabuhan Kamal”



 

UPACARA HARI GURU NASIONAL DAN HUT PGRI KE-71

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan ku ukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasih ku tuk pengabidanmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Pembangun insan cendekia

Guru.. sebuah profesi yang sangat mulia, karena dari guru lah lahir profesi-profesi yang lain. Dokter, Polisi, TNI, bahkan seorang presiden pun yang seperti sekarang, tidak mungkin seperti itu tanpa ada sentuhan dari seorang guru sama sekali. Hari ini tanggal 25 November, sebuah hari yang spesial bagi kita yang berprofesi sebagai seorang guru. Karena hari ini adalah kita peringati sebagai hari guru nasional serta hari ulang tahun organisasi perkumpulan guru-guru se-Indonesia alias HUT PGRI yang ke-71. Di hari yang spesial ini, bukanlah sebuah peringatan yang harus diperingati dengan serba wah, layaknya peringatan HUT Kemerdekaan NKRI, tetapi diperingatan ini adalah salah satu momen untuk melakukan refleksi diri terhadap apa yang telah kita berikan kepada peserta didik kita. Sudah sesuai tidak yang kita berikan, dengan harapan yang diinginkan oleh bangsa ini.

Dalam memperingati hari guru nasional dan HUT PGRI Ke-71 ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, kami SD Darul Ulum Ngemplakrejo Kota Pasuruan mengadakan upacara bendera dengan petugas upacara dari dewan guru, dan pesertanya semua siswa dari kelas I sampai dengan kelas VI, serta dalam amanat upacara pembina, yakni kepala sekolah membacakan secara langsung sambutan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Tidak hanya sebatas upacara bendera, setelah upacara usai sebagai bentuk syukur atas peringatan hari guru nasional dan HUT PGRI ke-71, diadakan makan bersama seluruh dewan guru. Adapun petugas upacaranya adalah sebagai berikut:

Pembina
:
H. Miskat, M.Pd.I.
Pemimpin
:
Sudarmanto, S.Pd.
Perwira
:
Moh. Akhiyar, S.Pd.
Pengibar Bendera
:
Abdul Hamid, S.Pd.
Sofiyah Arisanti, S.Pd.
Bakhrul Ulum, S.Pd.I.
Pembawa Pancasila
:
Ahmad Khoirul Huda, S.Pd.I.
Pemimpin Pasukan
:
Yusuf Arif, S.Pd.
Kholid Mawardi, S.Pd.I.
Juma’ati, S.Pd.
Protokol
:
Siti Aminah, S.Pd.SD.
Pembaca UUD 1945
:
Inayatul Fitriyah, S.Pd.
Pembaca Ikrar Guru
:
Harum Mustikaningsih, S.Pd.SD.
Pembaca Do’a
:
Umi Khamidah, S.Pd.I.
Dirijen
:
Estu Ismayanti, S.Pd.
Paduan Suara
:
Dewan Guru SD Darul Ulum

SD Darul Ulum
Jalan Hangtuah XA/363 Ngemplakrejo Kota Pasuruan
Telp. (0343) 421801, E-mail: sdsdarul.ulum@yahoo.co.id

Laporan Pemimpin Pasukan Kepada Pemimpin Upacara


Pengibar Bendera


Pembacaan Pancasila


Pembacaan Doa

 

MEDIA SEKTOR SEPULUH DERAJAT

Media sektor sepuluh derajat merupakan media yang berasal dari kertas bufallo yang dibentuk lingkaran dan dibagi menjadi tiga puluh enam sektor (bagian), yang mana masing-masing sektor memiliki besar sudut sepuluh derajat. Dengan kata lain, satu sektor pada lingkaran tersebut menunjukkan pecahan satu per tiga puluh enam. Media ini sengaja dibuat dengan menggunakan konsep pecahan, karena materi pecahan sudah peserta didik pelajari pada pembelajaran sebelumnya, bahkan pada kelas sebelumnya pun sudah mereka pelajari (kelas 3), sehingga lebih mudah dipahami oleh peserta didik.


Untuk lebih jelasnya bisa di download di SINI

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti "Lomba Guru Berani Menginspirasi 2016" yang diadakan oleh Penerbit Erlangga dengan tema "Penggunaan Alat Bantu Ajar (Non Digital) di Kelas"



 

JOGJA DI MALAM HARI

Entah kali berapa kalinya kaki ini menginjakkan kaki di kota istimewa ini, kota yang kaya akan budaya, yang hingga sampai saat ini tetap terjaga dan lestari. Tetapi tujuan utama kali ini adalah bukan jalan-jalan, meskipun ujungnya yach jalan-jalan. He.. he..he.. Tujuan utama kita, adalah jenguk orok kata orang sunda, alis jenguk temen yang habis lahiran di Gunung Kidul.

Berangkat dari stasiun Wonokromo sekitar pukul 09.21 dengan naik kereta api kertajaya. Ada  beberapa cerita lucu sebelum keberangkatan menunggu Jogja, di antaranya: (1) karena kita berangkat bersama-sama dengan teman sekelas, otomatis tiket kita pesan secara kolektif, dan kita janjian kalau naik kereta dari stasiun Wonokromo, meskipun kita pesan tiket dengan stasiun asal Gubeng, tetapi ada satu teman yang nggak baca pesan di grup WA, akhirnya dia pun pergi ke stasiun Gubeng, dan ketika itu dia nggak boleh masuk ke dalam kereta, karena boarding pass nya sudah dicetak teman-teman di stasiun Wonokromo. Pertama kita foto boarding pass, milik sang teman dan kirim ke dia, tetapi sang security tetap tidak memperbolehkannya, akhirnya untuk menyakinkan sang security yang ada di stasiun Gubeng, ada seorang teman mengajak foto bareng security yang ada di stasiun Wonokromo beserta dengan boarding pass milik teman yang berangkat dari stasiun Gubeng tadi, dan alhamdulillah teman diperbolehkan naik kereta. Anehnya.. ini kejadian ini bukan hanya satu orang, tapi di alami oleh dua orang. Teman satunya tiba-tiba mendadak mau naik dari stasiun Mojokerto, dan boarding pass-nya pun sudah dicetak juga, (2) semua panik nunggu satu teman yang nggak datang-datang. Beberapa kali kita disuruh masuk oleh security di stasiun Wonokromo, tetapi beberapa kali kita nolak dengan alasan masih menunggu teman yang belum datang. Ketika ada orang baru masuk ke stasiun, kita tengok apakah dia?, Ternyata bukan, bahkan kita hampir terkecoh dengan orang lain, karena tingginya yang sama dengan teman, dimaklumi saja kalau datang terakhir, satu teman ini berangkat dari malang, belum lagi macet dijalanan.

Pukul 15.30 kita sampai di stasiun Lempuyangan, dan kita di jemput oleh teman-teman yang asli Jogja, ketika itu kita dibagi menjadi dua mobil, pertama menuju ke rumah teman yang berada di daerah Merdikorejo, Tempel, Sleman dan yang kedua entah di mana pastinya, tapi kalo nggak salah di daerah Godean, dekat dengan SMAN 1 Minggir. Kenapa kita bagi dua??, biar kita bisa cepat untuk bersih-bersih badan, mandi, dan segala macamnya. Dan setelah maghrib, rombongan yang tadi di rumah teman di daerah Minggir, menghampiri teman-teman yang ada di daerah Tempel tuk jalan-jalan bareng, menikmati malam kota Jogjakarta. Hiruk pikuk malam kota Jogja tak kalah ramainya dengan kota Surabaya, tetapi yang bikin kagum dengan kota ini adalah jalannya yang gak sebegitu lebar di Surabaya, seperti gang-gang gitulah, sehingga kita yang bisa menikmati perjalanan dengan memandang rumah-rumah penduduk dengan ornamen tradisionalnya, dan beberapa yang dimanfaatkan untuk pertokoan. 

Tujuan pertama malam ini adalah ke toko kaos aseli kota Jogja, yach apalagi kalo bukan kaos Dagadu, kaos legendaris dengan logo mata. Puas dengan apa yang dicari dan sudah didapatkan, lanjut ke tujun berikutnya. Kita yang bukan asli Jogja, ngikut saja apa kata teman-teman yang asli Jogja. Dan akhirnya kita pun dibawa ke Alkid, ketika teman-teman Jogja diskusi bilang Alkid... Alkid... semuanya pada bertanya-tanya, tempat apa itu, eh.. eh.. ternyata Alkid itu singkatan dari Alun-alun Kidul. 

Wich... lampu warna-warni menghiasi Alkid, yach lampu dari becak gowes kalau aku menyebutnya. Di Alkid kita awali dengn naik becak gowes, sekali putaran alun-alin dengan harga Rp. 40.000,00, setelah itu kita mencoba ke tengah-tengah alun-alun, rasa penasaran ketika melihat tulisan sewa Rp. 5.000,00, untuk sebuah kain hitam, dan apa fungsinya. Ternyata.. eh.. ternyata, kain hitam itu berfungsi untuk penutup mata. Penutup mata untuk berjalan menuju ke tengah-tengah di antara dua beringin. Menurut cerita sich, ketika seseorang berjalan dan bisa lewat di antara dua beringin tersebut, permintaanya akan terkabul. 


Teman-teman pun mencoba untuk berjalan dengan di tutup mata, dan keisengan teman yang lain pun terjadi. tanpa di dampingi ketika dia berjalan, sampai dianya nabrak tembok beringin, bahkan sebelum dia jalan pun diisengin dengan diteriak-teriaki di telinganya, dan keisengan lainnya. Puas dengan di Alkid dan hari sudah larut malam, kita pun kembali ke rumah seorang teman di daerah Bantul untuk melepas lelah, karena besoknya harus ke Gunung Kidul untuk jenguk bayi.

Hasti House


Pos Dagadu

Becak Gowes


Naik Becak Gowes


Semangat tuk ngelewati pohon beringin


Keisengan Teman-teman


Maju terus pantang mundur


 

E-BOOK: RINGAN DAN PRAKTIS

Cover Buku Panduan Lengkap E-Book Karya D. Haris

A.  Identitas Buku

Judul Buku             : Panduan Lengkap E-Book
Penulis                    : D. Haris
Tahun Terbit           : 2011
Penerbit                  : Cakrawala
Kota Terbit             : Yogyakarta
Tebal Buku             : 136 Halaman

B.  Ringkasan Isi Buku

E-book atau electronic book, dalam bahasa Indonesia menjadi buku-e (singkatan dari buku elektronik) atau buku digital adalah versi elektronik dari buku. Jika buku pada umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka buku-e berisikan informasi digital yang juga daoat berwujud teks dan gambar.

Menurut Wikipedia, e-book (atau disebut juga e-book, ebook, buku digital) adalah kumpulan teks dan gambar yang berbentuk digital yang dipublikasikan dan dibaca pada komputer atau alat pembaca digital lainnya. Sedangkan, menurut The Oxford Dictionary of English, e-book adalah versi elektronik dari sebuah buku cetak, tetapi e-book dapat eksis tanpa di-orint out, dan e-book biasanya dibaca pada alat khusus yang disebut e-book reader, PC dan sebagaian telepon seluler dapat juga digunakan untuk membaca e-book.

Kepopuleran e-book tidak terlepas dari kemunculan aneka e-book reader yang dimulai sejak tahun 2003, dengan perintisnya Sony Librie dengan sampul kulit ala buku. Akan tetapi, layarnya masug monokrom dan sampai saat ini produk Sony tersebut dikenal dengan nama Sony Reader. Selain itu, software pembaca e-book yang lainnya, seperti: Adobe Acrobat Reader, MS Reader, Mobipocket Reader, dab Calibre.

Sebagai sebuah produk teknologi, tentunya e-book mempunyai kelebihan dan kekurangan, berikut akan diuraikan kelebihan dan kekurangan e-book:

Kelebihan
Kekurangan
Ukuran fisik kecil sehingga mudah untuk disimpan dan tidak mengambil banyak tempat (ruangan yang besar)
Harus mudah digunakan, e-book digunakan oleh orang dari berbagai latar belakang pendidikan dan kultur, oleh karena itu sistem e-book harus mudah digunakan.
Mudah dibawa, karena penyimpanan e-book dapat berupa cakram DVD, USB, dan media lainnya.
Harus portable, e-book sebaiknya dapat digunakan oleh semua alat pembaca, sperti komputer, Personal Digital Assistant (PDA), misalnya Palm, dan sebagainya.
Tidak lapuk seperti halnya buku biasa, karena format digital dari e-book dapat bertahan sepanjang masa dengan kualitas yang tidak berubah.
Format e-book harus standar, karena ketika tidak ada standar maka akan menyulitkan pembaca yang harus menggunakan standar berbeda-beda, dan ini juga berarti harus membeli e-book reader yang berbeda pula.
Gampang diproses, isi e-book dapat dilacak atau dijelajahi dengan mudah dan cepat.
Harga harus terjangkau, meskipun harga e-book lebih murah dibandingkan dengan buku, akan tetapi harga perangkat pembaca e-book masih mahal.
Dapat dibaca oleh orang yang tidak mampu/tidak bisa membaca. Hal ini karena format e-book dapat diproses oleh komputer, isi e-book dapat dibacakan oleh sebuah komputer dengan menggunakan text to speecg syntheizer.
Mempunyai baterai yang tahan lama dan tidak bergantung pada listrik. Perangkat pembaca e-book harus menggunakan baterai agar bisa dibawa ke mana-mana.
Mudah digandakan. Untuk penggandaan ribuan e-book sangat mudah, murah, dan cepat.
Harus tahan banting, jika buku konvensional dapat dimasukkan ke dalam tas dan dibawa ke mana-mana tanpa ketakutan akan rusak yang berlebihan, akan tetapi perangkat pembaca e-book masih sensitif.
Mudah dalam pendistribusian. Pendistribusian dapat menggunakan media seperti interner sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama.
Ramah terhadap mata pembaca. Saat ini teknologi layar kmputer nasih membuat mata orang lelah jika membaca untuk jangka waktu yang lama.
Interaktif, e-book mampu menyampaikan informasi yang interaktif kepada pembacanya karena dapat ditampilkan ilustrasi multimedia.
Hak cipta, e-book yang dikemas dalam format digital sangat mudah untuk diduplikasi (copy) tanpa merusak sumbernya, yang mana mempunyai kualitas yang sama dengan aslinya.
Kecepatan publikasi, dibandingakn dengan buku yang rata-rata memerlukan waktu 1-3 bulan, publikasi e-book hanya memerlukan waktu beberapa jam saja.

Ragam e-reader. Banyak sekali e-book reader yang tersedia di pasaran, baik melalui PC, gadget e-reader, dan lainnya.

Mendukung penghijauan, dengan e-book bisa meminimalisir penebangan pohon, karena dengan e-book tidak lagi memerlukan bahan kertas.


E-book dapat dibuat dengan mudah dan gratis dengan menggunakan freeware yang banyak bertebaran di dunia internet. Adapun untuk dapat membuat sebuah e-book, hanya diperlukan 3 langkah singkat yaitu:

1.      Menyiapkan bahan tulisan
Banyak sekali bahan tulisan yang dapat kita olah menjadi sebuah e-book. Misalnya kumpulan cerpen, puisi, artikel, tutorial, ide, gagasan, atau yang lainnya yang dianggap bisa menjadi bahan dalam pembuatan e-book. Untuk menyiapkan bahan tulisan, bisa disiapkan melalui program pengelolaan kata seperti Notepad, Wordpad, atau MS Word (Word Processor)

2.      Produksi

a.       Software
Setelah bahan tulisan ada, isi dari tulisan tesebut dapat diolah menjadi sebuah e-book dengan menggunakan program. Dari yang paling simple dengan format .pdf, .lit, .epub, .prc yang menggunakan software yang bersifat freeware dan legal digunakan secara resmi.

b.      Cover e-book
Untuk mempercantik tampilan e-book ataupun untuk promosi e-book, kita bisa mempersiapkan cover e-book layaknya cover buku yang ada di toko buku, cover e-book haruslah dibuat semenarik mungkin. Untuk membuat cover e-book bisa dilakukan secara online melalui situs http://ezinefire.com/cover atau dilakukan secara offline dengan menggunakan software 3D Box Shot Maker (bisa diunduh di http://www.bosseye.com/boxshotindex.htm.

3.      Menjual dan promosi
Jika tujuan membuat e-book adalah sebagai penghasilan tambahan, maka perlu adanya suatu promosi penjualan beserta cara-caranya, ke situs-situs penjualan e-book, seperti: www.ebook.com dan www.ebookmall.com. Sedangkan, jika bukan untuk dijual, hanya sebagai sarana sharing dan aktualisasi diri maka hanya perlu mempromosikan diri kepada rekan kita, sehingga ide kita dapat tertuang dalam e-book tersebut dapat tersampaikan.

Berikut beberapa situs download e-book gratis:

     http://www.ekstragratis.blogspot.com