Everything Starts From Family

Segala sesuatu berawal dari keluarga, salah satunya adalah pendidikan. Pendidikan anak yang pertama dan utama adalah berasal dari keluarga, terutama seorang ibu. Sebagaimana Hadits Rasulullah Saw. yang artinya “Ibu adalah sekolah yang pertama”. Dari sini peran seorang ibu dalam mendidik anak sangatlah penting, karena nantinya anak anak meniru apa yang telah diajarkan oleh sang ibu. Ibu adalah teladan bagi anak-anaknya.

Untuk menjadi seorang super mom tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu suatu usaha keras, karena menjadi super mom tidak hanya menjadi seorang guru bagi anak-anaknya untuk mengajari calistung, tetapi juga berperan sebagai dokter ketika anaknya sakit, menjadi seorang psikolog untuk menggali potensi sang anak, dan lain sebagainya.

Di dunia yang serba gadget ini, untuk menjadi super mom sangat terbuka lebar bagi siapa saja, tinggal duduk manis sambil pegang hand phone, berselancar di website yang menyediakan berbagai artikel tentang parenting, lantas membacanya. Salah satunya website parenting adalah  www.aishaparenting.com (Aisha Book & Craft).

Ketika kita mengunjungi website Aisha Book & Craft, kita akan temukan banyak pilihan menu di antranya Home, Blogs, Crafts, Offline Course, Download, Cara Belanja, Contact dan Galery. Bagi seorang ibu yang ingin tahu tentang parenting (ilmu tentang mendidik dan membing anak) tinggal masuk menu Blogs, dan klik Tips. Di situ banyak tulisan mengenai cara-cara mendidik anak, misalnya mengeani tulisan “Ajak Anak Hobi Membaca Yuk!”, dengan membaca tulisan ini, kita bisa tahu bagaimana cara menumbuhkan minat baca bagi anak. Ini sangat cocok bagi ibu-ibu muda yang baru menikah untuk menggali pengetahuan tentang dunia parenting.

Membahas hobi membaca, di Aisha Book & Craft juga menyediakan berbagai macam buku bacaan yang bisa dibeli secara online, mulai dari story tale, comic, child activity, religion, encyclopedy, dan novel. Tidak hanya cover dan harganya saja yang bisa kita lihat di website, karena di menu blogs pada website terdapat resensi buku juga, sehingga kita sedikit tahu akan isi buku yang dijual di Aisha Book & Craft.

Selain dunia parenting, di website Aisha Book & Craft juga terdapat cara bagaimana membuat hand mate, ini sangat cocok sekali bagi ibu-ibu rumah tangga yang hanya stay di rumah alias bukan wanita karier. Ini bisa melatih daya kreatifitas ibu-ibu untuk membuat beraneka model hand mate yang baru, tentunya setelah mencontoh dari website Aisha Book & Craft. Dengan pembuatan hand mate ini, ibu-ibu juga bisa membantu penghasilan suami dengan menjualnya. Selain hand mate yang berbahan dasar kain flannel dan kertas pada pembuatan paper bookmark yang bisa dilihat secara online di website,  Aisha Book & Craft juga membuka kelas kreatif lainnya secara offline di Jalan Palagan Tentara Pelajar 76 C Jongkong, Sleman, Yogyakarta, seperti merajut dan berbagai jenis sulam, mulai sulam pita, sulam benang, hingga sulam perca.

Aisha Book & Craft yang mempunyai jargon “Toward a Happy and Creative Family, Everything Starts From Family” ini, bukan hanya bagus sekali bagi ibu-ibu rumah tangga, guna menambah pengetahuan tentang parenting dan daya kreatifitas dalam pembuatan hand mate, akan tetapi sangat bagus pula bagi sang anak sendiri, karena di Aisha Book & Craft membuka kelas kreatif bagi anak-anak seperti kelas Science and English For Kids, serta sanggar komik.

Ibarat seorang bayi, diusia yang satu tahun masih belajar berjalan, bahkan ada yang masih belajar merangkak. Begitu pula dengan Aisha Book & Craft yang menginjak satu tahun ini. Akan tetapi diusia yang masih balita ini, ketika mengunjungi website Aisha Book & Craft (www.aishaparenting.com) sungguh luar biasa penuh dengan menu dan warna, namun yang perlu ditambah adalah content dari website itu sendiri. Misalnya mengenai tips dan artikel tentang parenting, kalau bisa sering-sering mem-posting artikel dan tips, dua hari sekali atau paling tidak seminggu sekali, begitu pula dengan cara pembuatan hand mate, sehingga bisa banyak menularkan pengetahuan tentang parenting dan menelurkan ibu-ibu yang mempunyai daya kreatifitas yang tinggi.

Review ini diikutsertakan dalam Lomba blog review Ulang Tahun Aisha Parenting ke-1


 

SOSOK FAHMI DALAM NOVEL API TAUHID

Judul               : Api Tauhid (Cahaya Keagungan Cinta Sang Mujaddid)
Penulis             : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit           : Republika
Tahun Terbit    : Cetakan III, Desember 2014
Tebal               : XXXVI + 574 hal

Fahmi merupakan mahasiswa S2 Universitas Islam Madinah yang berasal dari kampung Tegalrandu, Lumajang, Jawa Timur. Anak kedua dari tiga bersaudara ini berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Ibunya merupakan perempuan desa sederhana, yang lahir di Gunung Kidul, Yogyakarta, hanya tamatan Sekolah Dasar, tetapi fasih dalam membaca Al-Qur’an. Dan bapaknya merupakan modin dan imam di musholla di kampungnya.

Lebih beruntung dari bapaknya, yang hanya tamatan pondok pesantren di Kediri. Fahmi lebih beruntung bisa melanjutkan kuliah di Madinah. Berawal dari sebuah kunjungan ulama dari Madinah ke pondok pesantren tempat Fahmi nyantri, dan pada waktu itu Fahmi memberikan sambutan dengan menggunakan bahasa Arab untuk mewakili santri-santri yang lain. Ulama’ tersebut sangat kagum dengan apa yang dilakukan oleh Fahmi. Lantas, sang ulama’ memberikan tahu bahwa ada muqabalah atau penerimaan kuliah di Universitas Islam Madinah di Bogor. Pondok pesantren Fahmi mengutus lima santrinya untuk mengikuti seleksi, dan akhirnya Fahmi dan salah seorang sahabatnya (Ali) lolos seleksi untuk kuliah di Madinah.

Tak terasa sudah enam tahun lebih Fahmi belajar di Madinah. Kampung halamannya merupakan suatu surga yang selalu didambakan. Suatu ketika Fahmi pulang kampung untuk mengisi liburannya, apa yang terjadi ketika itu?. Ya.. dua keluarga datang ke rumah Fahmi untuk melamarnya, pertama keluarga pak lurah yang menawarkan anak gadisnya yang Bernama Nur Jannah untuk dijadikan isteri Fahmi, dan yang kedua keluarga Kyai Arselan pengasuh Pondok Pesantren Manahilul Hidayat, Yosowilangun, Lumajang, yang menawarkan anak gadisnya yang bernama Firdaus Nuzula.

Melalui serentetan panjang, shalat istikharah dan sebagainya. Akhirnya Fahmi memutuskan untuk menikah sirri dengan Nuzula, mahasiswa semester empat Program studi Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta. Setelah, melakukan akad nikah, mereka kembali melanjutkan kembali belajarnya, Fahmi di Madinah dan Nuzula di Jakarta. Tiga bulan hubungan mereka masih berjalan lancar, melalui SMS dan telepon. Akan tetapi, setelah itu yang terjadi sangat mengejutkan Fahmi. Kyai Arselan meminta untuk Fahmi menceraikan Nuzula, tanpa alasan yang tak jelas.

Hal ini membuat Fahmi dan keluarganya sedih, karena keluarga Nuzula mengembalikan semua seserahan yang diberikan ketika melamar Nuzula. Ibu Fahmi hingga dirawat di ICU karena serangan jantung. Berbeda dengan Fahmi, yang meluapkan segala kesedihannya itu kepada Allah Swt. Fahmi memutuskan untuk I’tikaf di Masjid Nabawi sambil Muraja’ah hafalan Al-Qur’annya. Fahmi Memang Hafal Al-Qur’an sebelum dia masuk di Universitas Islam Madinah. Fahmi berniat untuk tidak akan membatalkan I’tikafnya kecuali sudah menghatamkan empat puluh kali dengan hafalan. Dengan itu, Fahmi berharap bisa melupakan Nuzula.

Fahmi mengehentikan bacaannya ketika ada kumandang adzan, iqamat, dan mendirikan shalat. Serta untuk keperluan makan, minum, buang hajat dan bersuci, selebihnya hanya untuk baca Al-Qur’an. Hari kelima ketika Ali dan Hamzah (teman kuliahnya dari Turki) menjenguh Fahmi di masjid Nabawi, suatu hal terjadi pada Fahmi, hidungnya mengluarkan darah dan pingsa. Akhirnya kedua sahabat itu membawa Fahmi ke Prince Mohammed Bin Abdulaziz Hospital.

Fahmi siuman dari sakitnya, akan tetapi ingatan akan menceraikan Nuzula masih teringat tajam dalam pikiran Fahmi. Dan kebetulan Hamzah akan pulang kampung ke Turki, Fahmi memutuskan untuk ikut Hamzah dengan harapan bisa melupakan semua permasalahannya.

Perjalanan Fahmi dimulai dengan dibarengi Hamzah, Aysel, Emel, Bilal, dan Subkhi. Mereka berkeliling ke Istambul, Kayseri, Gaziantep, Sanhurfa, Konya, Isparta, dan Barla untuk napak tilas sejarah hidup ulama besar Syaikh Badiuzzaman Nursi.

Dalam perjalanannya, suatu permasalahan dihadapi oleh Fahmi, yang harus berhadapan dengan Carlos. Sebetulnya, Carlos mempunyai permasalahan kepada Aysel, akan tetapi karena kebaikan Fahmi yang ingin membantu Aysel, Ia pun harus berurusan dengan Carlos juga. Fahmi disekap dengan tangan diikat, betis kakinya ditancap dengan kail lalu digantung, hingga harus berada di dalam kontainer dengan anjing-anjing ganas yang siap menyantapnya.

Carlospun meninggal disantap oleh anjing-anjing yang dia siapkan untuk Fahmi, dan Fahmi dirawat di rumah sakit Medicana International Istambul, karena kanker tulang yang diderita di kakinya. Secara mengejutkan terjadi di rumah sakit, Nuzula tiba-tiba datang. Disitu Nuzula menceritakan secara panjang lebar serta membawa surat wasiat dari sang ayah Kyai Arselan. Pengakuan Nuzula membuat Fahmi tersentuh dan air matanya meleleh, dan merekapun kembali menjadi suami isteri.


 

Apa Yang Salah Dengan Bahasa Jawa?

Ha Na Ca Ra Ka, Da Ta Sa Wa La,
Pa Dha Ja Ya Nya, Ma Ga Ba Tha Nga.

Ya.. kata-kata di atas merupakan aksara Jawa. Kita tahu akan aksara tersebut ketika belajar bahasa Jawa ketika sekolah dulu. Bahasa Jawa merupakan mata pelajaran muatan lokal yang ada di tingkat Sekolah Dasar (SD). Selain aksara Jawa, banyak materi yang kita pelajari di mata pelajaran bahasa Jawa seperti: unggah-ungguh basa, parikan, paribasan, tembang macapat, geguritan, dan sebagainya.

Akan tetapi materi yang kompleks itu, tidak dibarengi dengan keterampilan yang mumpuni oleh beberapa guru kelas SD. Banyak guru yang menganggap mata pelajaran bahasa Jawa hanya di pandang sebelah mata, karena hanya muatan lokal saja. Padahal bahasa daerah seperti bahasa Jawa merupakan bahasa ibu, yang merupakan akar budaya dari bahasa nasional.

Sebuah cerita ketika kita sedang istirahat, seperti biasanya kita berbincang-bincang sesama guru. Dan disitu salah satu yang dibicarakan adalah mata pelajaran bahasa Jawa. Seorang guru mengatakan bahwa bahasa Jawa tidak pernah aku ajarkan di kelas tiap minggunya, dan diajarkan hanya ketika mau ujian saja.

Berbeda cerita di atas yang diceritakan oleh seorang guru, cerita satu ini diceritakan oleh siswa salah satu SD Negeri di kota aku, ketika mengawasi ujian sekolah di sekolah tersebut. Waktu itu aku mengawasi di ruang 05 untuk mata pelajaran bahasa Jawa. Aku melihat sebagian anak hanya diam, dan tidak mengerti apa maksud dari soal. Kemudian aku tanya, “kenapa, sulit toh bahasa Jawa?”, secara kompak mereka menjawab “Ya”, dan ada dua anak yang nyeletuk di belakang habis menjawab ya itu, “Soalnya bahasa Jawa tidak pernah diajarkan di kelas.”

Memang bahasa Jawa sulit dilakukan, apabila tidak terbiasa. Karena bahasa merupakan sebuah kebiasaan. Sebagai contoh kita bisa lancar berbahasa Indonesia, karena kita sudah biasa menggunakan bahasa Indonesia setiap harinya. Berbeda dengan bahasa Jawa, yang hanya diajarkan seminggu sekali.

Aku menyadari juga bahwa bahasa Jawa sulit untuk diajarkan kepada siswa. Akan tetapi untuk materi tertentu bisa kita pelajari terlebih dahulu sebelum kita berikan kepada siswa, seperti materi aksara jawa, ukara tanduk lan ukara tanggap, paribasan, tembang macapat., dan cangkriman. Akan tetapi kesulitan yang aku alami adalah ketika menerangkan kepada siswa, masih saja merasa belepotan menggunakan bahasa Jawa, dan tercampur-campur dengan bahasa Indonesia.


Aku berharap ada short course mengenai bahasa Jawa sebagai upaya untuk menjawab permasalahan yang ada pada guru-guru. Isu mengenai short course ini sudah dicanangkan oleh anggota DPRD kota tahun lalu, tetapi ini hanya sebatas wacana. Aku berharap ini bukan hanya wacana palsu saja, berharapnya short course ini benar-benar terjadi guna kebutuhan guru-guru yang ada.
 

Upsss… Ternyata Salah!



Allahu Robbi, ternyata selama ini aku mengetahui jumlah ayat Al-Qur’an salah. Masih terekam jelas di pikiran bahwa Al-Qur’an terdiri atas 30 juz, 114 Surah, dan 6.666 ayat. Tentang jumlah juz, surah dan ayat Al-Qur’an ini terekam sudah lama di pikiranku, mungkin sejak aku sekolah dasar (SD). Dua belas tahun yang lalu.

Aku menyadari jika jumlah ayat Al-Qur’an yang selama ini aku ketahui ternyata salah, ketika aku menulis sebuah artikel tentang “Potensi Pahala Baca Al-Qur’an di Bulan Ramadhan”. Ketika menulis artikel tersebut, aku mencoba untuk menghitung jumlah ayat yang terkandung dalam Al-Qur’an, dan jumlah berbeda dengan apa yang aku ketahui selama ini, yakni jumlahnya 6.236 ayat. Allahu Robbi ternyata selama ini aku salah mengetahui tentang jumlah ayat Al-Qur’an.

Nama Surah
Ayat
Nama Surah
Ayat
Nama Surah
Ayat
1. Al-Fatihah
7
39. Az-Zumar
75
77. Al-Mursalat
50
2. Al-Baqarah
286
40. Gafir
85
78. An-Naba’
40
3. Ali Imran
200
41. Fussilat
54
79. An-Nazi’at
46
4. An-Nisa’
176
42. Asy-Syura
53
80. ‘Abasa
42
5. Al-Maidah
120
43. Az-Zukhruf
89
81. At-Takwir
29
6. Al-An’am
165
44. Ad-Dukhan
59
82. Al-Infitar
19
7. Al-A’raf
206
45. Al-Jasiyah
37
83. Al-Mutaffifin
36
8. Al-Anfal
75
46. Al-Ahqaf
35
84. Al-Insyiqaq
25
9. At-Taubah
129
47. Muhammad
38
85. Al-Buruj
22
10. Yunus
109
48. Al-Fath
29
86. At-Tariq
17
11. Hud
123
49. Al-Hujurat
18
87. Al-A’la
19
12. Yusuf
111
50. Qaf
45
88. Al-Gasyiyah
26
13. Ar-Ra’d
43
51. Az-Zariyat
60
89. Al-Fajr
30
14. Ibrahim
52
52. At-Tur
49
90. Al-Balad
20
15. Al-Hijr
99
53. An-Najm
62
91. Asy-Syams
15
16. An-Nahl
128
54. Al-Qamar
55
92. Al-Lail
21
17. Al-Isra’
111
55. Ar-Rahman
78
93. Ad-Duha
11
18. Al-Kahf
110
56. Al-Waqiah
96
94. Asy-Syarh
8
19. Maryam
98
57. Al-Hadid
29
95. At-Tin
8
20. Taha
135
58. Al-Mujadalah
22
96. Al-‘Alaq
19
21. Al-Anbiya’
112
59. Al-Hasyr
24
97. Al-Qadr
5
22. Al-Hajj
78
60. Al-Mumtahanah
13
98. Al-Bayyinah
8
23. Al-Mu’minun
118
61. As-Saff
14
99. Az-Zalzalah
8
24. An-Nur
64
62. Al-Jumu’ah
11
100. Al-‘Adiyat
11
25. Al-Furqon
77
63. Al-Munafiqun
11
101. Al-Qari’ah
11
26. Asy-Syu’ara’
227
64. At-Tagabun
18
102. At-Takasur
8
27. An-Naml
93
65. At-Talaq
12
103. Al-‘Asr
3
28. Al-Qasas
88
66. At-Tahrim
12
104. Al-Humazah
9
29. Al-Ankabut
69
67. Al-Mulk
30
105. Al-Fil
5
30. Ar-Rum
60
68. Al-Qalam
52
106. Quraisy
4
31. Luqman
34
69. Al-Haqqah
52
107. Al-Ma’un
7
32. As-Sajdah
30
70. Al-Ma’arij
44
108. Al-Kausar
3
33. Al-Ahzab
73
71. Nuh
28
109. Al-Kafirun
6
34. Saba’
54
72. Al-Jinn
28
110. An-Nasr
3
35. Fatir
45
73. Al-Muzammil
20
111. Al-Lahab
5
36. Yasin
83
74. Al-Muddassir
56
112. Al-Ikhlas
4
37. As-Saffat
182
75. Al-Qiyamah
40
113. Al-Falaq
5
38. Sad
88
76. Al-Insan
31
114. An-Nas
6
Jumlah
4.058
Jumlah
1.564
Jumlah
614
Jumlah total = 4.058 + 1.564 + 614 = 6.236 Ayat
Sumber: Kementerian Agama RI. 2011. At-Thayyib: Al-Qur’an Transliterasi Perkata Dan Terjemahan Per Kata. Bekasi: Cipta Bagus Segara.

Dari kejadian ini aku menyadari bahwa apa yang kita terima di bangku sekolah dasar atau sejak kecil akan terekam jelas hingga kita dewasa atau hingga tua nanti. Karena masa kecil adalah masa yang kuat akan merekam sesuatu hal. Kita sebagai orang yang berprofesi pendidik, semoga aja apa yang kita sampaikan kepada anak didik kita sudah sesuai dengan kenyataan yang ada. Dan misalkan ada sesuatu pertanyaan dari anak didik kita dan kita tidak mengetahui akan jawabannya, jangan malu-malu untuk mengakui akan ketidaktahuan hal itu, dan bisa kita jadikan PR yang akan dijawab pada pertemuan selanjutnya, dan kita bisa menggali informasi yang relevan terlebih dahulu.