WARUNG PAK D: BASE CAMP KELAS H

“Tak ada logistik, logika tak jalan”

Satu.. Dua.. Tiga.. Ambil...!!!
Memang benar kata-kata tersebut. Ketika perut dalam keadaan kosong dan keroncongan, logika tak jalan, macet, dan buntu, malas untuk berpikir. Itulah yang kita alami pada selama bulan Januari-Februari kemarin. Jadwal kuliah dipadatkan, yang seharusnya satu matakuliah, satu pertemuan dalam satu minggu, kini satu matakuliah harus ditempuh dua kali dalam satu minggu. Rutinitas dari pukul 07.00  hingga pukul 18.30 sudah menu wajib dari Senin hingga Kamis. Gak kebayangkan gimana capeknya..?? (sudah gak usah dibayangkan, ntar ngerasakan capeknya lagi lho..!!)

Ketika keluar kelas jam segitu, yang ada fisik dalam keadaan lelah dan lapar. Karena apa??, kadang kali tidak ada waktu untuk makan, yang ada hanya untuk waktu sholat sebentar, habis itu dilanjut dengan mengerjakan tugas dari sang dosen. (masih inget nggak teman-teman, dengan tugas yang harus ditulis tangan dengan berlembar-lembar kertas folio, dan belum lagi berebut penggaris.. J). Tetapi itu hanya alasan belaka, kalau kita pinter-pinter ngakali waktu kita masih bisa kok menimati makan siang di kantin pasca atau food court kampus. Bener nggak??. Meskipun udah makan siang segala, pulang ngampus jam segitu yach udah lapar lagi.

Udah menjadi kebiasaan kita, ketika pulang nyari makan sama-sama, selain menghilangkan lapar yang ada, juga buat nambah energi untuk ngelembur tugas berikutnya yang udah dikejar deadline. Udah beberapa kali warung makanan yang kita singgahi mulai dari masakan padang, mie ayam, nasi goreng, dan kawan-kawannya yang masih di sekitaran kampus tentunya. Ketika masih penjajakan untuk nyari warung makan yang pas, kita prinsip “Satu kali saja, yang penting pernah merasakan”, akan tetapi ketika kita menemukan Warung Pak D (Jalan Raya Ketintang), prinsip ini luntur, nggak tahu karena apa?? Apakah karena masakannya??, harganya??, atau bisa nambah sepuasnya?? Hehehe.. J

Pada awalnya kita bertujuh yang datang ke Warung Pak D, nggak tahu menu andalannya apa??, dan pramusaji membawa menunya, kita sepakat memilih paket hemat (maklum mahasiswa, ngirit... J) tetapi itu tidak ada, itu khusus untuk makan siang. Lantas sang pramusaji menawarkan menu paketan, ternyata disitu kita bisa menambah nasi, es teh, cah kangkung, urap-urap, tempe sepuasnya, kecuali mujaer dan ayam bakar. (tapi malu juga sich.. kalau berkali-kali memanggil pramusaji untuk minta tambah.. J). Karena apa hayo minta nambah berulang-ulang??, karena saking laparnya yang seharian tidak makan, pada berebutan takut tidak kebagian, piring cah kangkung, tempe, dan kawan-kawannya belum sampai ditaruh sudah habis duluan. (Tapi, perbuatan konyol atau lucu seperti inilah yang selalu akan selalu dikenang #semoga).


Berawal dari pengalaman pertama inilah, akhirnya kita sering mangkal di Warung Pak D dan sudah seperti base camp, yang awalnya bertujuh, sekarang bisa dua kali lipatnya hingga gak muat gazebonya hehehehe J. Saking seringnya ke Warung Pak D, ketika kita parkir motor, pramusajinya pun udah ketawa-ketawi, saking hapalnya kepada kita. (mereka mungkin mikir apes kedatangan kita, karena kelakukan kita seperti itu hahaha.. J). Kata salah seorang teman nggak apa-apa, pembeli adalah raja, kapan lagi dimanjakan seperti itu... hehehe #dasar. Tapi benar juga sich.. kapan lagi makan bisa dilayani dan bisa nambah makanan selain di Warung Pak D, kalau sudah di kosan sudah masak sendiri, dan serba sendiri. 

sebelum makan jeprat-jepret dulu ... JJJ


wich.. wich,, menunya banyak kale...!!


udah Bu Hera.. jangan eksis terus,, fokus makan, 
seperti Pak Nasrul dan Bu Irma


Saking lapar atau doyannya nich, hingga nggak 
berbekas sama sekali

Penulis : Bakhrul Ulum ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel WARUNG PAK D: BASE CAMP KELAS H ini dipublish oleh Bakhrul Ulum pada hari Monday 22 February 2016. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan WARUNG PAK D: BASE CAMP KELAS H
 

0 comments:

Post a Comment