MENJADI KAYA ALA AL-QUR’AN

Pernahkah kita membayangkan memiliki uang hingga ratusan triliyun rupiah? Jangankan membayangkan ratusan triliyunan rupiah, milyaran rupiah bagi sebagian besar orang Indonesia tidak terbayangkan. Mengapa demikian?, bayangkan dengan gaji upah minimum rata-rata satu juta rupiah per bulan, sampai kapan uang sebanyak itu akan terkumpul?. Mungkin itu semuanya hanya mimpi.

Namun bagi orang terkaya di dunia ini untuk mengumpulkan uang ratusan triliyun rupiah bukan hanya mimpi. Bill Gates pemilik microssoft memiliki kekayaan sebesar US$76 miliar (Rp. 998 triliyun/jika dikonversikan ke rupiah dengan nilai 1 dollar = Rp. 13.000,00) atau setara dengan lima kali dari kekayaan orang terkaya di Indonesia (Budi dan Michael Hartono kekyaan US$16,5 milliar).


Menjadi kaya sebenarnya tidak sulit, yang terpenting adalah banyak DUIT, yaitu selalu banyak ber-Doa. Banyak melakukan Usaha atau ikhtiar. Banyak ber-Ibadah, dan selalu ber-Tawakal kepala Allah Swt., atas segala usaha, ibadah, dan doanya.

ويرزقه من حيث لا يحتسب , ومن يتوكل على الله فهو حسبه
Artinya:
“Dan Dia memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertwakkal kepala Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya……..” (Qs. Ath-Thalaq [65]: 3).

Dari ayat Al-Qur’an di atas bahwasanya apabila kita bertawakal kepala Allah Swt, dengan segala usaha sebelumnya, maka Allah Swt akan mencukupi segala keperluan kita. Allah Swt. adalah Maha Kaya Raya, karena segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi adalah milik Allah Swt., bahkan semua hal yang tidak kita diketahui hanyalah milik Allah Swt.

Kita tahu bahwa salah satu sifat Allah Swt. adalah Al-Ghaniy yaitu Maha Kaya Raya. Karena itu kita sebagai manusia sangat wajar meniru sifat Allah Swt. tersebut yaitu menjadi makhluk yang kaya raya. Bukan manusia yang miskin, bodoh, dan bergantung pada kedermawanan orang lain. Dalam artian bukan hanya kaya harta, akan tetapi kaya iman, kaya hati, dan kaya ilmu pengetahuan.

Di alam Al-Qur’an sifat Maha Kaya Raya Allah Swt. biasanya selalu bersanding dengan sifat Allah Swt. yang lainnya, di antaranya:

قول معروف ومغفرة خيرمن صدقة يتبعها اذ ى , والله غني حليم
Artinya:
“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari pada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun.” (Qs. Al-Baqarah [2]: 263)


ياايهاالذين امنوا انفقوا من طيبت ماكسبتم ومما اخرجنا لكم من الارض , ولا تيمموا الخبيث منه تنفقون ولستم باخذيه الاان تغمضوافيه , وعلموا ان الله غني حميد
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya, Maha Terpuji.” (Qs. Al-Baqarah [2]: 267)


قال الذي عنده علم من الكتب انا اتيك به قبل ان يرتد اليك طرفك , فلما راه مستقرا عنده قال هذا من فضل ربي , ليبلوني ءاشكر اماكفر , ومن شكر فانما يشكر لنفسه , ومن كفر فان ربي غني كريم
Artinya:
“Seseorang yang mempunyai ilmu dari kitab berkata, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur, atau mengingkari (nikmat-Nya). Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barang siapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya, Maha Mulia.” (Qs. An-Naml [27]: 40).

Dari ketiga ayat Al-Qur’an di atas dapat dimaknai bahwa:
1.        Qs. Al-Baqarah [2]: 263
Jika kita menjadi orang kaya, jadilah orang yang penyantun. Yang santun dalam bertutur kata, pemaaf, lembut, baik hati, serta dermawan. Bukan menjadi orang kaya yang suka pamer, jelek, dan buruk perilakunya.
2.        Qs. Al-Baqarah [2]: 267
Jadilah orang kaya yang terpuji. Artinya jika kita menjadi orang kaya, jadilah orang kaya yang terpuji cara hidup dan perilakunya, serta menafkahkan sebagai harta kekayaan yang kita punya untuk hal-hal yang terpuji (di jalan Allah).
3.        Allah Maha Kaya, Maha Mulia.
Sifat mulia hatus dimiliki oleh setiap orang kaya, baik mulia dalam akhlak maupun mulia dalam perangainya. Agar kita tidak menjadi orang kaya yang sombong, congkak, tidak belagu, dan tidak pamer, serta memandang orang lain rendah.

Sekaya-kayanya manusia masih dihadapan Allah Swt. ia tetap miskin. Karena hakikatnya harta yang kita miliki adalah milik Allah Swt. yang diamanahkan kepada kita untuk sementara waktu. Jadi sebagai manusia yang diamanahkan kekayaan, janganlah kita bersifat suka pamer, sombong, dan memandang rendah orang lain, karena sekaya-kaya manusia masih membutuhkan bantuan orang lain, bantuan tumbuhan dan hewan, serta teknologi.

Dan selayaknya juga kita meniru sifat dari Nabi Sulaiman As., betapa kaya rayanya Nabi Sulaiman dan betapa luasnya kekuasaan beliau, namun dengan itu semua beliau tidak menjadi ujub dan bangga diri, akan tetapi beliau tetap tawadhu’ dan rendah hati. Dan jangan sampai kita menjadi orang kaya raya seperti Qorun, yang tidak pernah mengucap rasa syukur kepada Allah Swt.
Semoga konglomerat di negara ini menjadi konglomerat seperti Nabi Sulaiman As., bukan seperti Qorun. Amin…….!!!

Penulis : Bakhrul Ulum ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel MENJADI KAYA ALA AL-QUR’AN ini dipublish oleh Bakhrul Ulum pada hari Thursday, 16 April 2015. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 2 komentar: di postingan MENJADI KAYA ALA AL-QUR’AN
 

2 comments: