R.A. Kartini: Habis Gelap Terbitlah Terang

Habis Gelap Terbitlah Terang…!!  Siapa yang tidak tau dengan kata-kata itu…?? Ya betul.. kata itu merupakan judul buku kumpulan surat-surat R.A. Kartini. Pahlawan emansipasi wanita Indonesia. Ketika semasa hidupnya, Kartini harus dihadapkan dengan masalah adat kebudayaan daerah setempat, yakni seorang wanita tidak bisa menentukan dan mewujudkan kehendak sendiri, harus mengikuti apa kata orang tua.

Ini membuat iri kartini, kenapa seorang perempuan harus dihalang-halangi untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi sedangkan laki-laki tidak???. Kartini ingin mendapatkan pendidikan yang tinggi, layaknya kakak keduanya, RMP Sasrokartono, yang pendidikannya cemerlang di TU Delft Belanda dan menguasai 26 bahasa.

Kartini yang mengidolakan kakaknya, dan ingin sekolah ke Belanda, akan tetapi terhalang, lantas membuat Kartini mengkritik dengan berkorespondensi dengan orang-orang Belanda seperti: Estella H. Zeehandelaar, J.H. Abendanon dan isterinya (Rosa Abendanon), serta Prof. Anton.

“Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.” (Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1901)
“Pergilah, laksanakan cita-citamu. Bekerjalah untuk hari depan. Bekerjalah untuk kebahagiaan beribu-ribu orang yang tertindas. Di bawah hukum yang tidak adil dan paham-paham palsu tentang mana yang baik dan mana yang jahat. Pergi! Pergilah! Berjuang dan menderitalah, tetapi bekerja untuk kepentingan yang abadi.” (Surat Kartini untuk Nyonya Abendanon, 4 September 1901)
Dua pucuk surat itu merupakan sebagian kecil surat Kartini yang terangkum dalam buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” atau “Door Duisternis Tot Licht” dalam bahasa Belanda.
Tahu tidak dari mana asal muasal kata habis gelap terbitlah tereang tersebut???. Ternyata kata itu diambil dari ayat Al-Qur’an Surah Al-Baqarah [2] ayat 257:

الله ولي الذين امنوا يخرجهم من الظلمت الى النور
Artinya:
“Allah pelindung orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman).”

Kartini mendapatkan kata tersebut ketika dia membaca kitab Faidhur Rahman, kitab tafsir Al-Qur’an berbahasa Jawa yang dihadiahkan oleh Kiai Sholeh Darat[1]. Kitab ini merupakan permintaan Kartini, ketika belajar ngaji bersama sang Kiai. Waktu itu belajar Surah Al-Fatihah dan diterjemahan, Kartini merasa kagum dengan terjemahan dari Surah Al-Fatihah, dan meminta kepada sang Kiai untuk menerjemahkan semua isi Al-Qur’an dengan bahasa Jawa. Memang ketika masih anak-anak, layaknya kebanyakan orang. Kakek Kartini Pangeran Ario Tjondronegoro IV menitipkan Kartini kepada Kiai untuk menimba ilmu agama. 

Sumber:
1. Koran Jawa Pos, Selasa, 21 April 2015
2. Pengajian Assalam TVRI Jawa Timur, Rabu, 22 April 2015




[1] Kiai Sholeh Darat[1] yang memiliki nama lahir Muhammad Sholeh bin Umar Al Samarani, lahir di Desa Kedung Jumbleng, Kecamatan Mayong, pada tahun 1820 dan meninggal pada 18 Desember 1903 (28 Ramadhan 1321 H.).

Penulis : Bakhrul Ulum ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel R.A. Kartini: Habis Gelap Terbitlah Terang ini dipublish oleh Bakhrul Ulum pada hari Friday, 24 April 2015. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 1comments: di postingan R.A. Kartini: Habis Gelap Terbitlah Terang
 

1 comments: