Alam semesta merupakan ayat-ayat Allah Swt. yang di dalamnya
terkandung pelajaran, pesan, dan hikmah pada setiap kejadian. Jadi kita perlu
menuangkan kejadian-kejadian tersebut dalam sebuah tulisan. Karena dengan
tulisan kita berarti telah mengukir sebuah jejak dan prasasti yang akan selalu
terekam oleh sejarah.
Yang kita tahu selama ini, jalan berdakwah adalah dengan berceramah
atau berpidato di hadapan khalayak ramai. Kita perlu membuang jauh-jauh pikiran
tentang satu-satunya jalan dakwah itu. Ternyata masih banyak jalan dakwah yang
lain, salah satunya adalah menulis.
Berbeda jauh jika kita berdakwah dengan melalui tulisan, yang akan
selalu terdokumentasi dengan rapi, dibandingkan dengan berdakwah melalui
tulisan, baik dari segi jumlah orang yang kita ajak menuju kebaikan hingga
jangkauan tempatnya. Jika kita berdakwah dengan lisan, orang-orang yang kita
ajak menuju kebaikan, jangkauannya hanya orang-orang yang datang dalam satu
tempat itu saja, berbeda jika kita berdakwah dengan sebuah tulisan, dan ketika
tulisan kita bisa berada di sebuah buku atau media cetak lainnya, tentunya akan
dibaca oleh orang banyak dengan banyak tempat. Selain itu, ketika kita
berdakwah dengan lisan, daya rekam pendengar hanya bertahan ditempat atau beberapa
jam setelah meninggalkan tempat dakwah setelah itu akan lepas begitu saja,
berbeda dengan tulisan daya rekamnya lebih bertahan lama, dan ketika lupa masih
bisa buka kembali tulisannya.
Menurut UNICEF di zaman sekarang yang dimaksud orang dengan buta
aksara, bukanlah orang yang tidak bisa membaca saja, akan tetapi buta aksara
sekarang adalah orang yang tidak bisa membaca dan menulis (fully literacy).
Ini menunjukkan bahwa sangat pentingnya Menulis?
Menulis adalah belajar untuk menemukan kepribadian, karena apa yang
kita tulis merupakan sebuah refleksi terhadap pengalaman yang kita alami.
Tentunya ditulis dengan sebuah kejujuran. Selain itu, dengan menulis dapat
mempengaruhi gaya berpikir kita, karena kita dituntut untuk menyikapai masalah,
mengidentifikasi masalah, serta mengkomunikasikan lebih efektif kepada orang
lain.
Pendidikan yang kita peroleh dalam menulis adalah kreatif dan
lentur terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar. Masalah yang
kita hadapi tidaklah hitam putih, melainkan banyak warna. Dengan itu, kita akan
lebih memahami dan apa yang bisa kita lakukan ketika dihadapkan dengan masalah
tersebut, serta dengan menulis mengantarkan kita sukses dalam pendidikan dan
karir.
Menulis adalah interaksi dengan pembaca sehingga kita perlu
memikirkan apa yang akan kita tulis serta gaya bahasa dalam penulisan. Lantas,
bagaimanakah tulisan yang baik?
a.
Unity artinya tulisan yang baik adalah satu kesatuan. Ide atau issue
yang ditulis dibahas hingga tuntas, tidak berhenti di ditengah-tengah.
b.
Coherence artinya tulisan kita harus berkesinambungan. Dari paragraf awal
hingga akhir membicarakan satu hal permasalahan, tidak bercabang-cabang.
c.
Emphasis artinya tulisan yang kita tulis harus ada pesan yang akan
disampaikan (insightful issue), dan dalam tulisan kita ada penekan terhadap
ide-ide yang penting. Ada beberapa cara penekan ide, di antaranya diletakkan
pada awal tulisan dan diulang hingga tidak lebih dari tiga kali.
d.
Development, artinya dalam
tulisan kita ada pengembangan, tidak hanya itu-itu saja yang dibahas dalam
tulisan. Dengan kata lain, tulisan yang kita tulis tidak muter seperti benang
kusut.
e.
Clarity, artinya
penempatan dan pilihan kata dalam tulisan jelas dan tepat. Misalnya apabila
kita menulis sebuah artikel tentunya menggunakan bahasa yang baku, berbeda jika
kita menulis sebuah karya fiksi.
Writing is logical thinking, not muddy.
Menulis adalah berpikir logis, bukan tergantung oleh perasaan atau
hasrat untuk menulis. Ketika kita nulis hanya didasari perasaan sedang senang
saja, otomatis dapat kita hitung berapa kali perasaan kita senang dalam
seminggu, dan ketika perasaan kita sedang sumpek dan sebagainya, kita tidak
akan menulis. Yang perlu kita lakukan dalam menulis adalah langsung saja kita
tuangkan dalam tulisan, bukan banyak berpikir dan angan-angan belaka.
Minggu, 10 Mei 2015 di Bina Qolam (Jl. Bengawan 2a Surabaya)
(Tulisan ini merupakan intisari dari “The Power Of Writing:
Pelatihan Menulis Langsung Bisa dan Handal” Bersama Dr. Jani Purnawanty
Jasfi/Ketua Dep. Pemberdayaan Muslima IKA-RMA)
you seemed manage to wrap and catch up so many points we punched in the session Nak, that is a great job, keep it up!
ReplyDeletebtw, I am not yet a Dr., but I will take that address as your du'ah, aamiin ya robbal'alamin.