A. Identitas
Buku
Judul Buku : Mathemagics (Cara Jenius Belajar
Matematika)
Penulis : Ariesandi Setyono
Tahun Terbit : Februari 2007 (Cetakan Ketiga)
Kota Terbit : Jakarta
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : xvi + 108 halaman
B. Ringkasan
Isi Buku
Matematika merupakan salah satu ilmu
yang sangat penting dalam dan untuk kehidupan kita. Banyak hal di sekitar kita
yang selalu berhubungan dengan matematika, misalnya: mencari nomor rumah
seseorang, menelepon, jual beli barang, menukar uang, mengukur jarak, mengukur waktu,
dan lain sebagainya. Akan tetapi, bagi sebagian besar orang matematika begitu
menakutkan dan menjadi momok, matematika bisa membuat muka pucat, sakit perut,
atau badan gemetar,serta berkeringat dingin.
Mari kita lihat hasil survei pembelajaran
matematika di negara kita, berdasarkan hasil survei Third International Mathematics and Science Studi (TIMSS) 1999,
untuk matematika Indonesia berada pada urutan ke 34 dari 38 negara dengan skor
403. Serta, hasil survei Programe of
International Student Assessment (PISA) tahun 2001 untuk mathematical literacy yang menunjukkan Indonesia berada pada ranking 39 dari
41 negara dengan skor 367.
Berdasarkan survei di atas, menunjukkan
masih rendahnya literasi matematika di negara ini, apakah yang salah dengan
matematika?, sehingga negara kita hampir berada pada rangking terakhir.
Permasalahan terbesar, sebenarnya terletak pada proses pembelajaran matematika
itu sendiri. Banyak proses yang mendasar, yang seharusnya diajarkan dengan
gembira dan saksama, ternyata dilewati begitu saja. Hal inilah yang
mengakibatkan dasar matematika anak menjadi lemah dan tidak mampu mendukung
proses pembelajaran pada level selanjutnya.
Proses pembelajaran matematika yang
baik, sebenarnya mempunyai tahapan-tahapan yang sesuai dengan perkembangan
anak. Pada level dasar, pembelajaran matematika harus dimulai dari sesuatu yang
kongkret dan perlahan-lahan menuju pemahaman yang abstrak dan simbolis. Selain
itu, unsur-unsur psikologi anak juga harus diperhatikan, yang meliputi:
aspek-aspek fisiologis dan fungsi otak, kematangan emosional, gaya belajar,
kepribadian, dan tahap-tahap perkembangan anak itu sendiri.
Ketika proses pembelajaran matematika
dilakukan sesuai dengan urutan-urutan seperti di atas, maka penguasaan konsep
matematika anak menjadi matang. Matematika bukan lagi menjadi momok yang
menakutkan, matematika menjadi hal yang menyenangkan dan mengasyikkan.
Berikut contoh kalau matematika
mengasyikkan:
1.
Pikirkan
satu angka (8, 19. 234, atau berapa pun yang Anda mau).
Kalikan
angka tersebut dengan angka 9.
Lalu
jumlahkan angka-angka yang Anda dapatkan sampai tinggal satu angka. (Misal:
jika hasil perkalian Anda sama dengan 1853, maka jumlahkan 1+8+5+3=17. Karena
masih dua angka jumlahkan lagi 1+7=8).
Nah,
sekarang kurangkanlah hasil yang Anda dapat dengan 5.
Siapapun
Anda, tua atau muda, laki atau perempuan atau tidak keduanyapun, kenal atau
tidak dengan saya. Anda pasti mendapat angka 4 sebagai hasil akhir!!
2.
1
+ 3 = 4 = 22
1
+ 3 + 5 = 9 = 32
1
+ 3 + 5 + 7 = 16 = 42
1
+ 3+ 5 + 7 + 9 = 25 = 52
dan
seterusnya
3.
1
x 1 = 1
11
x 11 = 121
111
x 111 = 12321
1111
x 1111 = 1234321
11111
x 11111 = 123454321
dan
seterusnya
Itulah matematika, banyak hal yang lucu
dan menyenangkan untuk dipelajari (Mathemagics). Jadi, matematika bukanlah mata
pelajaran yang harus ditakuti dan dijadikan momok, karena matematika sebenarnya
adalah hal yang mengasyikkan, ketika kita sudah paham akan konsep dasarnya.
Karena, konsep dasar merupakan prasyarat bagi pembelajaran matematika
berikutnya. Seperti materi penjumlahan, yang menjadi prasyarat bagi perkalian.
0 comments:
Post a Comment