A. Identitas Buku
Judul :
Mengenal Potensi Anak Melalui Tulisan Tangan
Penulis :
Achsinfina H. Soemantoro
Tahun :
Desember 2009 (Cetakan Kedua)
Kota Terbit : Jakarta
Penerbit :
PT. Grasindo
Tebal Buku : xiv + 114 halaman
B. Ringkasan Isi Buku
Menurut bahasa kata
“grafologi” berasal dari akar bahasa Yunani graphein,
yang berarti menulis, sedangkan akhiran “logos” atau “ologi” berarti sebuah
cabang ilmu pengetahuan. Jadi, menurut istilah grafologi dapat diartikan
sebagai bidang ilmu pengetahuan yang dipakai untuk menginterpretasi karakter
dan kepribadian seseorang melalui tulisan tangannya, atau dengan kata lain,
grafologi merupakan ilmu analisis tulisan tangan.
Kata grofologi pertama
kali diperkenalkan oleh pendidik yang mengabdikan banyak waktu pada ilmu
tentang tulisan tangan dari Perancis yang bernama Abbe Jean Hyppolite Michon
(1806-1881). Michon memperkenalkan nama grafologi untuk menjelaskan tentang
kajiannya mengenai sistem untuk menganalisis tulisan tangan, yang menguraikan
bagaimana elemen-elemen atau tanda-tanda tertentu (seperti goresan dan bentuk
huruf seseorang) berhubungan dengan dengan ciri kepribadian tertentu.
Tulisan tangan
sebenarnya adalah tulisan dari otak manusia sebagai gambaran dari kepribadian
seseorang. Tulisan tangan adalah benar-benar tulisan otak, karena ia
diorganisasikan secara pusat di dalam otak. Selain itu, mood (suasana hati) dan emosi juga mempengaruhi dalam
perubahan-perubahan kecil dalam tulisan tangan, kalau mood-nya sedang bagus maka tulisannya bagus, begitu pula
sebaliknya. Sebagaimana yang dikatakan oleh George Meyer, seorang psikater
Jerman, bahwa mood (suasana hati) dan
emosi berperan dalam perubahan-perubahan kecil dalam tulisan tangan.
Menganalisis tulisan
tangan bukan berarti menganalisis apa yang ditulis oleh penulis, tetapi
bagaimana ia menulis. Berikut ada beberapa hal yan harus diperhatikan ketika
melakukan analisis tulisan tangan:
1. Bentuk
huruf, penggunaan huruf kecil apakah itu bentuknya membulat, tertutup/terbuka,
atau menyerupai huruf cetak yang ada dibuku, hal ini menunjukkan tentang
penerimaan terhadap aturan, perkembangan mental, dan sifat kepribadian yang
lain, sedangkan huruf kapital mengartikan cita rasa dan kebanggaan.
2. Mengukur
kemiringan, kemirangan adalah ukuran responsibilitas emosinal. Semakin garis
kemiringan condong ke kanan, penulisnya semakin responsif secara emosional,
dikuasai oleh perasaan (hati) dan cenderung ekstrovert. Sedangkan, semakin ke
kiri garis kemiringan tersebut, maka penulisnya semakin dipimpin oleh akalnya
(kepala), bersikap objektif dan berstandar pada penilaian dan logika. Serta,
semakin ke belakang atau ke kiri garis kemiringan itu, individu (penulisnya)
semakin menunjukkan ketiadaan perasaan dan cenderung bersikap mementingkan diri
sendiri.
3. Spasi
a. Spasi
huruf dalam satu kata menggambarkan seberapa besar kepercayaan terhadap orang
lain dan suara hati pribadi. Jarak yang proporsional di antara huruf-huruf
menggambarkan tipe orang yang interaksi sosialnya cukup baik.
b. Spasi
kata dalam tiap kalimat menggambarkan tentang seberapa besar hubungan kedekatan
si penulis dengan dunia luar. Jarak antarkata yang beraturan menggambarkan
orang yang bijaksana dan memiliki kepribadian yang seimbang, mampu menerima
setiap perubahan dan membagi kebaikan dengan orang lain.
c. Spasi
baris antara baris pertama dengan baris selanjutnya, dapat digunakan untuk
menganalisis penggambaran fokus penulisnya, kecenderungan arah, dan nilai
waktu. Baris yang tersusun/terpola baik akan menggambarkan penulis yang
memiliki pola pikir yang terencana dan sistematis, serta konsisten terhadap
perilaku dan sikap dirinya.
4. Dasar
baris (base line), adakalanya dalam
satu tulisan akan terlihat menaik atau menurun, hal tersebut berhubungan dengan
titik pandang dan semangat penulisnya, apakah ia orang yang optimis atau orang
yang skeptis. Tulisan yang menurun seringkali pertanda runtuhnya
semangat/vitalis.
5. Ukuran
tulisan memberikan petunjuk kepada kita mengenai cara penulis mendekati
situasi, misalnya mengamati secara umum atau terperinci. Ukuran tulisan, baik
kecil maupun besar, keduanya menggambarkan karakter yang berbeda. Ukuran
tulisan yang kecil menggambarkan orang tersebut sangat memperhatikan secara
detail setiap sisi kehidupannya.
6. Tekanan
pada tulisan membantu interpretasi kita dalam mengetahui seberapa besar energi
yang dimiliki oleh si penulis. Tekanan juga berhubungan dengan cita rasa dan
dalam beberapa hal yang menyangkut vitalitas individu. Misalnya, jika tulisan
tangan tidak memiliki tekanan maka orang tersebut tidak bersemangat dan kurang
aktivitas, dan jika tekanan pena atau penulisannya tebal, tegas, dan tetap,
kita berhadapan dengan karakter yang kuat. Sedangkan, jika tekanan pena
terlihat tipis atau lembut, kita berhadapan dengan karakter yang lebih lembut
dan mudah dipengaruhi.
7. Wilayah
tulisan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Max Pulver (1890-1953) seorang
profesor di Universitas Zurich, menggolongkan tulisan tangan dibagi ke dalam
tiga zona, yaitu atas, tengah dan bawah, yang mana masing-masing zona
berhubungan dengan kepribadian yang berbeda. Zona atas adalah simbolisasi dari
cita-cita, harapan, angan-angan dan spiritual, kehidupan fantastis, kerangka
prinsip-prinsip, dan standar kehidupan penulis. Zona tengah dengan pendekatan
realitas, cara-cara mengatasi masalah kebutuhan hidup dan material, sedangan
zona bawah memberi petunjuk kepada kita mengenai kekuatan fisik, energi,
potensi seksual, dorongan primitif, serta sikap terhadap materi.
Grafologi bukanlah sebuah ramalan
yang dapat menggambarkan tentang masa depan dari penulisnya, akan tetapi tujuan
pemanfaatan grafologi adalah untuk meneliti dan mengevaluasi kepribadian dan
karakter, sebagaimana penggunaan tes psikologi yang lainnya. Bedanya, grafologi
tidak akan pernah menjadi kuno, karena penerapannya tidak menggunakan
pertanyaan tes yang selalui diperbarui, tidak mendiskriminasi hal yang
berhubungan dengan kebudayaan karena tidak membedakan ras, kebudayaan dan
gender untuk kepandaian dan kepribadianm sehingga hasil analisis tulisan tangan
cenderung objektif, tidak diskriminatif, dan tidak bias. Meskipun tulisan
tangan dapat memberikan wawasan tentang keadaan pikiran, kemampuan, kecocokan
penulisnya dengan orang lain.
0 comments:
Post a Comment