Libur
panjang ada sebuah harapan yang selalu ditunggu-tunggu ketika beraktifitas
padat, tetapi kebalikannya ketika kita sudah mendapatkan liburan panjang
seperti saya sekarang, selama sebulan yang ada bosan, karena tidak aktifitas yang
dilakukan, hanya tidur, makan, sholat, nonton tv. Kegiatan yang monoton yang
tidak menuntut banyak gerak, yang biasa naik turun tangga K2, ke perpus, ke
kantin, dan sholat di musholla depan kampus, yang ada sekarang duduk diam
santai. Dan salah satu kegiatan yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang
adalah liburan ke luar kota, dan inilah yang aku lakukan bersama seorang teman
kuliah dari Pulau Borneo pada hari Rabu (10 Februari 2016) kemarin ke Kota Batu
dan Malang. Liburan ini sebenarnya nggak ada perencanaan sama sekali, berawal
dari Whatsapp Mesengger pada malam harinya yang hanya ngobrol masalah nilai
kuliah, dan akhirnya berujung pada masalah liburan ke malang ini.
Rabu,
10 Februari 2016
Pukul
09.30 aku keluar rumah untuk memulai petualangan ini, akan tetapi saya tidak
langsung ke Perempatan Purwosari, tempat janjian bertemu, karena dianya
berangkat dari Surabaya. Aku harus ke tempat persewaan bis Pandhawa 87 di
kelurahan Bakalan Kota Pasuruan terlebih dahulu untuk menanyakan harga bis,
guna keperluan studi banding ke Kabupaten Banyuwangi bulan Maret besok. Lantas
dari situlah, aku langsung menuju ke perempatan Purwosari tempat kita janjian.
Dan ternayata ketika sampai di daerah Wonorejo ada masalah pada sang motor, dan
aku mencoba menepi dan berhenti, ternyata yang terjadi adalah Rem. Jujur aku
gak paham sama sekali masalah motor, dan ketika itu aku coba dengan ngerem
beberapa kali, dan untungnya bisa. Dan dilanjutlah menuju perempatan Purwosari.
Sesampai
di perempatan Purwosari, ternyata dianya belum sampai di TKP, dan aku tanyakan
dianya sampai di Pandaan, lantas aku masuk ke Alfamart tuk membeli minuman, dan
duduk di depan Alfa menunggunya. Tak lama kemudian, dia sampai di Purwosari,
tak lantas kita bergegas ke Malang, kita menikmati bakso dulu di depan pasar
Purwosari.
Lanjut
perjalanan wisata, layaknya seperti guide wisata ku coba tuk menjelaskan kiri
dan kanan selama perjalanan, seperti Kebun Raya Purwodadi, Bakpo Telo, dan
lain-lainnya. Dan saking asyiknya ngobrol, yang awalnya mau belok di Bentoel
atau lewat Karanglo itupun gak jadi, karena terlewatkan gara-gara asyik
ngobrol, dan itupun baru nyadar ketika sampai di fly over Arjosari. Akhirnya
kita pun lewat di Jalan Soekarno Hatta Utara, dan singgah sebentar di SPBU
untuk mengisi bensin.
Masih
bigung, tak tahu harus kemana untuk berwisata, akhirnya kita putuskan terlebih
dahulu ke alun-alun Kota Batu. Yang namanya wisata, tentu tak lepas dari yang
namanya foto-foto. Itupun demikian yang terjadi sama kita. Selesai parkir
motor, lanjut untuk berfoto-foto ria, tentunya yang identik dengan Kota Batu,
yang ada tulisan Kota Batunya. Setelah foto-foto sejenak, lanjut sholat Dhuhur
terlebih dahulu di Masjid Agung.
Kewajiban
Sholat udah dilaksanakan, lanjut untuk berwisata lagi. Masih di kawasan alun-alun
kota Batu, kita mencoba untuk menikmati Kota Batu dari atas, kita naik biang
lala dengan tiket Rp. 3.000,00. Dengan sekali putaran pada biang lala sudah
cukup untuk menikmati kota Batu dari atas, kita teruskan dengan berfoto-foto di
sekitaran alun-alun mulai dari air mancur, dan pastinya tulisan Kota Batu.
Sudah
puas di alun-alun kota Batu, kita keliling lagi kota Batu tentunya tanpa
tujuan, bingungpun melanda lagi, antara Jatim Park 1, Jatim Park 2, Museum
Bagong, Museum Angkut, Selekta, dan sebagainya. Museum Angkutpun jadi pilihan.
Ketika masuk di tiketing, suasana imlek masih terasa, dengan tiket Rp.
60.000,00 kita pun menikmati wahana satu ini. namanya musium angkut, sudah bisa
ditebakkan isinya apa??.. yach, isinya adalah alat-alat transportasi atau alat
angkut. Dari berbagai daerah di negeri ini, hingga yang ada di mancanegara.
Banyak wawasan yang kita dapat tentang alat-alat transportasi yang kita ambil
dari tempat ini, karena ada bagian yang menawarkan semacam teka-teki, yang
perlu kita jawab, dan jawabannya sudah ada di baliknya, kita tinggal buka saja.
Dan sayangnya adalah ketika masuk pada ruangan video, video diputar terus
menerus meskipun tidak ada yang melihatnya, dan misalnya ketika seseorang
sampai di ruangan ini, tentunya tayangan video sudah tidak dari awal, sudah
sampai di tengah-tengah tayangan, seharusnya ini dikelola dengan lebih baik
lagi, semacam diatur jadwal penanyangannya, sehingga seseorang yang ingin
menikmatinya bisa dari awal hingga akhir, tanpa ada yang terputus.
Lelah
menyusuri segala macam alat transportasi yang ada, dan banyak foto yang udah
dikoleksi, dan perut sudah kerocongan. Masih di kawasan museum angkut, terdapat
pasar apung yang menawarkan suvenir dan kuliner. Dan untuk mengganjal perut,
kita beli bakpo dan ice cup untuk meneruskan lawatan wisata yang tak tahu
kemana lagi, tetapi sebelumnya kita sholat Ashar terlebih dahulu di musholla
museum angkut.
Haripun
sudah menjelang malam, dan wahana wisata malam yang cukup spekta di Kota Batu
adalah BNS, dan akhirnya kita putuskan untuk kesana. Bermodal dengan papan
petunjuka yang ada di jalanan, karena sebelumnya belum pernah ke sana dengan
naik motor, dan hampir sempat kesasar juga dan ragu benar atau tidak, akhirnya
pun kita sampai di BNS.
Sebelum
masuk BNS, kita sempatkan dulu untuk makan, kita pilih sebuah warung di sebalah
barat BNS, kita pilih menuh nasi goreng mawut dengan es teh. Ketika menyantap
nasi goreng, ternyata cuaca tidak bersahabat, gerimis menyambut mau masuk BNS. Tetapi
itu tidak menyurutkan kita untuk memasukinya. Seusai makan, kita nyari parkiran
untuk sepeda motor, akhirnya kita parkir pinggir jalan, sebelah ATM BRI.
Tiket
seharga Rp. 20.000,00 untuk masuk BNS pun sudah ditangan, kita mencoba
menyusuri satu per satu wahana permainan yang ada, pertama kita pilih untuk
menaiki kursi terbang dengan tiket seharga Rp. 13.000,00. Naik wahana satu ini
memang membuat deg-degan seperti dilempar, tetapi mengasyikkan juga kok. Setelah
menaiki kursi terbang ini, ternyata hujan semakin deras, untuk mencoba wahana
permainan yang lain tentu tak memungkinkan akhirnya kita putuskan untuk ke
pusat oleh-oleh (night market), yang ada kita hanya keliling saja, tanpa
membeli apa pun, hanya untuk menghindari hujan agar tidak basah.
Akhirnya
hujan agak sedikit reda, wahana permainan sudah kembali bisa nikmati. Kita pun
keluar dari night market, dan menyusuri kembali wahana permainan yang ada. Dan kita
tertarik untuk mencoba rumah hantu. Dengan tiket Rp. 13.000,00 lagi kita
memasuki rumah hantu. Untuk di rumah hanti ini, kita bisa jalan kaki atau naik
kereta. Meskipun ketika mau masuk dipikiran sudah tidak takut, karena semuanya
adalah bohongan, yang ada tetap menyeramkan, karena suara teriakan pengunjung
yang lainnya yang bikin kaget.
Seusai
dari rumah hantu, kita kembali menyusuri wahana permainan yang ada, mulai dari
rumah lampion, rumah kaca, video 4D, dan sebagainya, tetapi tidak memungkin
kita untuk mencobanya, karena hujan semakin deras. Dan kita putuskan untuk
duduk di food court, menikmati pisang goreng dan juice. Lebih dari satu jam
kita, kita duduk terpaku di food court gara-gara hujan, dan meskipun masih
gerimis kita putuskan untuk keluar dari food court untuk menyusuri yang lain.
Mata
kita langsung tertuju pada trampolin dan di sebelahnya, tidak tahu lupa apa
namanya. Ketika kita mau membeli tiket, ternyata hujan deras kembali mengguyur,
dan kita pun kembali duduk di depan wahana kursi terbang bersama dengan
mahasiswa politeknik yang lagi melaksanakan praktik industri.
Lebih
dari satu jam pula, dihabiskan untuk duduk di tempat ini. Waktu yang sangat
membosankan, hanya duduk manis, mainin hand phone, liat orang wira-wiri hujan-hujanan.
Setalah menghabiskan waktu yang cukup lama untuk, saatnya membeli suvenir yang
sebenarnya, kalau yang pertama hanya jalan-jalan untuk menghindari hujan, kalau
yang ini adalah yang hakiki. Dan kita tertarik dengan kaos yang bertuliskan
khas malang, seperti silsilah keluarga dan petunjuk arah wisata kota Batu.
Setelah
keluar dari BNS, kebingungan pun kembali melanda, mau kemanakah selanjutnya. Yang
seharusnya kita menginap di tempat masing-masing teman, ternyata ketika
dihubungi kedua teman tidak ada yang menjawab, karena sudah larut malam. Yang menjadi
pikiran kita pertama kali adalah mandi, dan SPBU menjadi sasaran pertama, akan
tetapi ini tidak terlaksana karena sepanjang jalan kita tidak menemukannya,
hingga kita sampai di Alun-alun kota Malang.
Berputar
sepanjang alun-alun, dengan keadaan yang sepi, mungkin karena hujan. Kita kembali
mencoba untuk mencari SPBU, dan kami sempatkan terlebih dahulu untuk membeli
perlengkapan mandi si sebuah Alfamart. Lanjut kembali menyusuri jalan untuk
menyari SPBU, dan ternyata jalan yang kami susuri kembali ke arah Batu, dan
kitapun akhirnya menemukan sebuah SPBU. Dan anehnya ketika di SPBU yang ada
kita bingung dan malas untuk mandi, kitapun mencoba untuk searching di google,
untuk penginapan murah di malang, dan kitapun akhirnya menginap di Jonas
homestay di daerah Jl. Dr. Soetomo dekatnya balai kota Malang dengan tarif Rp.
100.000,00.
Lega
mendapatkan tempat istirahat, mandi menjadi hal pertama yang dilakukan, meskipun
perut sudah keroncongan, karena mandi hanya dipagi hari ketika mau berangkat. Setelah
selesai mandi, kita meminta ijin ke penjaga home stay untuk keluar sebentar
untuk mencari makan. Kembali menyusuri jalan yang tak tahu kemana, karena tadi
waktu mencari home stay melewati balai kota, ingat kalau disitu dengan dengan
stasiun kota baru, pasti disitu banyak orang yang jual makanan, dan kita
putuskan untuk mencoba ke sana. Dan baru tahu, kalau sekarang ada centra PKL
yang sudah tertata rapi, sehingga enak makannya. Dan menunyapun bervariasi.
Usai
mengisi perut, saatnya kembali ke home stay untuk istirahat setelah seharian
menguras tenaga yang begitu banyak untuk berwisata.
1. Alun-alun Kota Batu
2. Museum Angkut
3. Batu Night Spectaculer
0 comments:
Post a Comment