BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di dalam proses belajar mengajar, guru harus mempunyai
strategi agar dapat belajar secara efektif dan efisien, serta mengena pada
tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah
harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut dengan metode
mengajar.[1]
Untuk memenuhi salah satu salah satu kompetensi
gurudalam sitem intruksional yamg modern, maka perlu diuraikan masing-masing
teknik penyajian secara mendalam dan terperinci. Oleh karena itulah, kami
mengambil judul “Strategi Pembelajaran” dalam penulisan makalah ini.
1.2. Rumusan Masalah
a.
Apakah yang dimaksud dengan
strategi pembelajaran?.
b.
Apasajakah jenis-jenis dari
strategi pembelajaran?.
c.
Apakah yang menjadi dasar dalam
pemilihan strategi pembelajaran?.
1.3. Tujuan
a.
Untuk mengetahui pengertian
strategi pembelajaran.
b.
Untuk mengetahui jenis-jenis
dari strategi pembelajaran.
c.
Untuk mengetahui yang menjadi
dasar dalam pemilihan strategi pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Strategi
Pembelajaran
Secara umum strategi adalah usaha untuk memperoleh
kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan
strategi dapat diartikan a plan, method,
or series of activities designed to achieve a particular educational goal (J.R.
David, 1976).[2]
Dengan demikian, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Atau dengan kata lain strategi pembelajaran adalah rencana
tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran.
Stategi pembelajaran merupakan hal yang perlu
diperhatikan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 4
jenis strategi dasar yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni: (a) menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku pebelajar, (b) menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan
terhadap masalah belajar mengajar, (c) memilih prosedur, metode, dan teknik
belajar mengajar, dan (d) norma dan kreteria keberhasilan belajar mengajar.[3]
2.2. Jenis-jenis Stategi
Pembelajaran
Metode merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar yang telah disusun
tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan
strategi yang telah ditetapakan, karena suatu strategi pembelajaran hanya
mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.[4]
Berikut ini disajikan beberapa metode pembalajaran yang
bisa digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran:
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah teknik penyampaian pesan
pengajaran yang sudah lazim dipakai oleh para guru di sekolah. Ceramah
diartikan sebagai suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru di muka
kelas. Peran murid di sini sebagai penerima pesan, mendengarkan, memperhatikan,
dan mencatat keterangan-keterangan guru bilamana diperlukan.[5]
b.
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan penyajian pelajaran dengan
mempergakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau
benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.[6]
Misalnya demonstrasi tentang cara memandikan mayat orang muslim/muslimah dengan
menggunakan model atau boneka, demonstrasi tentanf cara-cara tawaf pada saat
menunaikan ibadah haji, dan sebagainya.
c.
Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang
menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan metode ini adalah memecahkan
suatau permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan
siswa, serta untuk membuat keputusan. Karena itu, diskusi bukanlah debat yang
bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman dan
untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.[7]
d.
Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah. Dengan
demikian simulasi dalam metode pembelajaran sebagai cara untuk menjelaskan
bahan pelajaran melalui perbuatan pura-pura atau melalui proses tingkah laku
imitasi, atau bermain peranan mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan
seolah-olah dalam keadaan yang sebenarnya.[8]
e.
Metode Tugas dan Resitasi
Metode tugas dan resitasi biasanya digunakan dengan
tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa
melakukan latihan-latihan selama melakukan tugas. Dengan kegiatan melaksanakan
siswa aktif belajar, dan terasa terangsang
untuk meningkatkan belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif dan berani
bertanggungjawab.[9]
Jenis-jenis tugas sangat banyak tergantung pada tujuan yang akan dicapai,
seperti tugas meneliti, menyusun laporan, dan tugas di laboratorium.[10]
f.
Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog
antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab, atau siswa bertanya guru
menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara
langsung antara guru dengan siswa.[11]
g.
Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok dilakukan atas dasar pandangan
bahwa anak didik merupakan suatu kesatuan yang dapat dikelompokkan dengan
kemampuan dan minatnya untuk untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu
dengan sitem gotong royong.[12]
h.
Metode Problem Solving
Metode problem
solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi
juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya di mulai
dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.[13]
i.
Metode Sistem Beregu (Team
Teaching)
Team teaching pada dasarnya ialah metode mengajar, dua orang guru atau lebih
bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa. Jadi kelas dihadapi beberapa guru.
Sistem regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasa guru secara
formal saja, tetapi dapat melibatkan orang-orang luar yang dianggap perlu
sesuai dengan keahlian yang kita butuhkan.[14]
j.
Metode Latihan (Drill)
Metode latihan atau drill
merupakan suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di
mana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki
ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.[15]
k.
Metode Karyawisata (Field-Trip)
Metode karya wisata adalah metode pengajaran yang
dilakukan dengan mengajak para siswa ke luar kelas untuk mengunjungi suatu
peristiwa atau tempat yang ada kaitannya dengan pokok bahasan. Sebelum keluar
kelas guru terlebih dahulu membicarakan dengan anak-anak tentang hal-hal yang
akan diselidiki, dan aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan.[16]
l.
Metode Pembelajaran Ekspositori
Metode pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran
yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan
langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran
sudah jadi. Karena strategi ekspositori menekankan kepada proses bertutur, maka
sering juga dinamakan strategi “chalk and
talk”.[17]
m. Metode Pembelajaran
Inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri menekankan pada proses
mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran
siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran,
sedangkan guru berperan sebgai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Strategi
pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berpikir kritis dan analitis dalam mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri
biasanya dilakukam melalui Tanya jawab antara guru dan siswa.[18]
n.
Metode Kontekstual (Contextual
Teaching and Learning)
Strategi pembelajaran kontekstual adalah suatu proses
pendidikan yang bertujuan memotivasi siswa untuk memehami makna materi
pelajarinya dengan mangkaitkan materi tersebut dengan konteks sehari-hari,
sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secra fleksibel dapat
diterapkan (ditransfer) dari suatu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks
lainnya.[19]
2.3. Dasar Pemilihan
Strategi Pembelajaran
Beberapa prinsip-prinsip yang mesti dilakukan oleh pengajar
dalam memilih strategi pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan
tersebut mesti berdasarkan pada
penetapan:[20]
a.
Tujuan Pembelajaran
Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak
bagi guru dalam memilih metode yang akan digunakan di dalam menyajikan materi
pengajaran. Tujuan pembelajaran merupakan kemampuan (kompetensi) atau
keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh siswa setelah melakukan proses
pembelajaran tertentu. Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang
harus digunakan guru. Misalnya, seorang guru Olahraga dan Kesehatan menetapkan
tujuan pembelajaran agar siswa dapat mendemonstrasikan cara menendang bola
dengan baik dan benar. Dalam hal ini metode yang dapat membantu siswa mencapai
tujuan adalah metode ceramah, guru memberi instruksi, petunjuk, aba-aba dan
dilaksanakan di lapangan, kemudian siswa mendemontrasikan cara menendang bola
dengan baik dan benar, selanjutnya dapat digunakan metode pembagian tugas.
Siswa ditugasi bagaimana menjadi keeper, kapten, gelandang, dan apa tugas
mereka, dan bagaimana mereka dapat bekerja sama dan menendang bola.
Dalam contoh ini, terdapat kemampuan siswa pada tingkat
kognitif dan psikomotorik. Demikian juga diaplikasikan kemampuan afektif,
tentang bagaimana kemepuan mereka dalam bekerja sama dalam bermain bola dari
metode pemberian tugas yang diberikan guru kepada setiap individu.
b.
Aktivitas dan Pengetahuan Awal Siswa
Belajar merupakan berbuat memperoleh pengalaman tertentu
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu strategi pembelajaran harus
dapat mendorong aktivitas siswa. Pada awal atau sebelum guru masuk ke kelas
memberi materi pengajaran kepada siswa, ada tugas guru yang tidak boleh
dilupakan adalah untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Sewaktu memberi
materi pengajaran kelak guru tidak kecewa dengan hasil yang dicapai siswa.
Untuk mendapatkan pengetahuan awal siswa guru dapat melakukan pretes tertulis
atau tanya jawab di awal pelajaran. Dengan mengetahui penegtahuan awal siswa,
guru dapat menyususn strategi memeilih metode yang tepat bagi siswa.
c.
Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan
Mengajar merupakan usaha mengembangkan seluruh pribadi
siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga
meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Karena itu strategi
pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian secara
terintegritas.
d.
Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang
Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran
satu jam pelajaran 45 menit, maka metode yang dipergunakan telah dirancang
sebelumnya, termasuk di dalamnya penggunaan penunjang pembelajaran. Misalnya
pada bidang studi biologi, metode yang diterapkan adalah metode praktikum,
berarti metode lain tidak kita pergunakan, metode ceramah sangat perlu yang
waktunya dialokasikan sekian menit untuk memberi petunjuk, aba-aba, dan arahan.
Kemudian memungkinkan mempergunakan metode diskusi, karena dari hasil praktikum
siswa memerlukan diskusi kelompok untuk memecah masalah/problem yang mereka
hadapi.
e.
Jumlah Siswa
Idealnya metode yang kita terapkan di dalam kelas perlu
mempertimbangkan jumlah siswa yang hadir, agar proses belajar mengajar efektif.
Pada sekolah dasar umunya mereka menerima siswa maksimal 40 orang, dan sekolah
lanjutan maksimal 30 orang. Kebanyakan ahli berpendapat bahwa idealnya satu
pada sekolah dasar dan sekolah lanjutan adalah 24 orang.
f.
Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar.
Guru yang baik adalah yang berpengalaman, hal ini diakui
di lembaga pendidikan, kriteria guru berpengalaman adalah dia telah mengajar
selama lebih kurang 10 tahun. Dengan demikian strata pendidikan bukan menjadi
jaminan utama dalam keberhasilan belajar, akan tetapi pengalaman yang
menentukan, umpanya guru peka terhadap masalah, memecahkan masalah, memilih
metode, mendapat umpan balik dalam proses belajar mengajar, dan sebagainya.
Di samping berpengalaman guru harus berwibawa.
Kewibawaan merupakan syarat mutlak yang bersifat abstrak bagi guru, karena guru
harus berhadapan dan mengelola siswa yang berbeda latar belakang akademik dan
sosial, guru merupakan sosok tokoh yang disegani dan ditakuti anak-anak
didiknya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Strategi pembelajaran adalah rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
hal ini adalah tujuan pembelajaran. Untuk merealisasikan strategi yang telah
ditetapakan tersebut perlu adanya sutau metode pembelajaran, di antaranya
adalah: (a) metode ceramah, (b) metode demonstrasi, (c) metode diskusi, (d) metode
simulasi, (e) metode tugas dan resitasi, (f) metode tanya hawab, (g) metode
kerja kelompok, (h) metode problem
solving, (i) metode sistem beregu (team
teaching), (j) metode latihan (drill),
(k) metode karya wista (field-trip),
(l) metode pembelajaran ekspositori, (m) metode pembelajran inkuiri, dan (n)
pembelajaran kontektuasl (contextual
teaching learning).
Dari beberapa macam metode pembelajaran di atas, dalam
memilihnya seorang guru harus mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya: (a)
tujuan pembelajaean, (b) aktivitas dan pengetahuan awal siswa, (c) integritas
bidang studi/pokok bahasan, (d) alokasi waktu dan sarana penunjang, (e) jumlah
siwa, serta (f) pengalaman dan kewibawaan pengajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. 2005. SBM (Strategi Belajar Mengajar) Untuk
Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung :
CV. Pustaka Setia.
Depdiknas. 2008.
Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
K., Roestiyah N. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Usman, M. Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta : Ciputat Press.
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
[1] Roestiyah N.K., 2001, Strategi
Belajar Mengajar, hlm. 1.
[2] Depdiknas, 2008, Strategi
Pembelajaran dan Pemilihannya, hlm. 3.
[3] Syaiful Bahri Djamarah, 2006, Strategi
Belajar Mengajar, hlm. 5.
[4] Depdiknas, Opcit, hlm.
13.
[5] M. Basyiruddin Usman, 2002,
Metodologi Pembelajaran Agama Islam, hlm. 34.
[6] Depdiknas, Opcit, hlm. 16.
[7] Ibid, hlm. 18.
[8] Nana Sudjana, 2005, Dasar-Dasar
Proses Belajar Mengajar, hlm. 89.
[9] Roestiyah N.K., 2001, Opcit,
hlm. 133.
[10] Depdiknas, Opcit, hlm.
25.
[11] Nana Sudjana, Opcit, hlm.
78.
[12] M. Basyiruddin Usman, Opcit,
hlm. 49.
[13] Ibid, hlm. 85
[14] Nana Sudjana, Opcit, hlm.
86.
[15] Roestiyah N.K., Opcit,
hlm. 125.
[16] M. Basyiruddin Usman, Opcit,
hlm. 53.
[17] Depdiknas, Opcit, hlm.
30.
[18] Depdiknas, Opcit, hlm.
36.
[19] Ibid, hlm. 41.
[20] Ibid, hlmn. 45-50.
0 comments:
Post a Comment