Jumat
yang sedikit mendung, entah mau ke mana kaki ini melangkah, yang tak tahu
tujuan, karena libur dan yang ada hanya bermalas-malas ria di kosan mulai dari
kemarin. Secara kebetulan atau nggak sengaja aku bertemu dengan larosa (lare
osing asli), bisa ditebakkan dari mana asalnya?, yach.. betul.. beliau asli
dari Kabupaten Banyuwangi.
Berbincang-bincang
ke sana ke mari, hingga banyak pelajaran hidup yang aku dapet dari beliau, di
antaranya sebagai berikut:
Pertama,
kehidupan yang mandiri sejak SMA. Pendidikan SD hingga SMP beliau tamatkan di
tanah kelahirannya, akan tetapi sejak SMA beliau merantau ke kabupaten sebelah,
Kabupaten Jember, dengan indekost. Sebagai anak kosan yang ada semuanya
dilakukan dengan sendiri, mulai makan, nyuci bacu, dan sebagainya, itulah yang
bisa melatih kemandirian menurutnya. Tanpa harus bergantung dengan kedua orang
tua lagi. Meskipun secara keuangan masih minta ke orang tua sich.. tapi untuk
urusan yang lain kan bisa dilakukan mandiri... tuturnya
Kedua,
ketika ada niat, keyakinan, dan usaha pasti akan sukses. Memiliki berat badan
berlebih membuat beliau tidak nyaman, beliau rasakan sejak SMA, menjadi bahan bullying adalah hal yang wajar,
dipanggil “si tambun” udah makanan sehari-hari, bahkan ada seorang teman yang bilang
“nggak mau jalan di mall bareng, nggak enak kelihatannya, dan bikin malu saja”.
Hal ini yang membuat beliau untuk melakukan program diet, dan menurutnya dengan
niat dan keyakinan, serta usaha, menurut beliau pasti akan sukses. Yach.. yang
beliau lakukan bener-bener sukses.. sekarang beliau memiliki tubuh yang
proporsional, dengan usaha tersebut juga dapat menurunkan berat badan hingga 30
Kg.
Ketiga, kita
pasti akan menemukan titik jenuh. Berkutat dengan kegiatan yang monoton, dan
itu-itu saja ketemunya setiap hari, pasti kita akan menemukan yang namanya
titik jenuh, bosan, dan lain sebagainya. Itulah yang beliau pernah alami (maaf
yach ceritanya disensor, soalnya privasi). Sebagai contoh kita saja yang lagi
menjalani kuliah seperti ini, tiap hari ke kampus, ketemu dosen dan
tugas-tugas, pasti akan mengalami titik jenuh, yach seperti itulah yang beliau
alami, tetapi masalah yang beliau alami beda.
Ketika
kita mengalami seperti itu, kita memerlukan yang namanya hiburan, dan kata
anak-anak karang sich perlu piknik, dan kadang kala ada yang melampiaskan kejenuhan
tersebut dengan datang ke club, diskotik, hanya untuk berhura-hura. So..
lampiaskan kejenuhan tersebut pada hal-hal yang positif, seperti yang beliau
lakukan, pelampiasannya dengan datang ke ma’had, untuk mengingat Tuhan, karena
terlalu banyak dosa yang kita perbuat kepada-Nya. Kalau ke club, diskotik yang
ada ma nambah ladang kemasiatan... he.. he... he..
Keempat,
jangan ketika ditegur oleh Tuhan saja, kita baru mengingat-Nya. Ini cerita yang
beliau alami ketika kehilangan motornya yang baru beliau beli 2 bulan dan itu
cash, menurut beliau ini adalah sebuah teguran dari Tuhan yang selama ini
menurut beliau, beliau sudah jauh dari Tuhan. Pesan beliau adalah, kita harus
mengingat Tuhan setiap waktu, dengan senantiasa menjalankan perintahnya, jangan
ketika mengalami kesusahan dan kesedihan saja kita baru mengingat-Nya.
Terima
kasih Larosa yang sudah mau berbagi pelajaran hidup kepada aku, semoga aku bisa
mencontoh hal-hal baik yang sudah diceritakan kepada ku, dan ditunggu cerita
inspirasi berikutnya...!!!
sangat luar biasa sekali tentang kehiduapan ini
ReplyDeletehttp://www.maxisbola.com/NewIndex.aspx