IDENTITAS BUKU
RESENSI ISI BUKU
Judul
Buku
|
:
|
Nurturing
Spirituality In Children
|
Penulis
|
:
|
Peggy
Joy Jenkins, Ph.D.
|
Alih
Bahasa
|
:
|
Lina
Jusuf
|
Tahun
Terbit
|
:
|
2010
|
Kota
Terbit
|
:
|
Jakarta
|
Penerbit
|
:
|
PT.
Gramedia Pusaka Utama
|
Tebal
Buku
|
:
|
xxvii
+ 173 halaman
|
RESENSI ISI BUKU
Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Dari
pernyataan di atas, dapat kita ketahui bersama bahwa salah satu tujuan dari
konsep pendidikan nasional adalah memiliki sikap spiritual keagaaman. Selain
itu, dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013 sendiri ranah tujuan
pembelajaran dibedakan menjadi 4 ranah, yaitu sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan
Hal
ini menunjukkan bahwa, pendidikan dan proses pembelajaran merupakan sarana
pemupukan dan pengembangan sikap-sikap spiritual anak. Dr. Maria Montessori
mengatakan bahwa “Anak mesti mencapai tingkat kerohanian yang lebih tinggi
melalui hal-hal konkrit.” Memang, ketika berbicara masalah spiritual kebanyakan
bersifat abstrak, tetapi melalui buku karya Peggy Joy Jenkins, Ph.D. ini cara
memupuk dan menanamkan sikap spiritual kepada anak bisa dilakukan dengan
hal-hal yang konkrit, melalui aktivitas sederhana dan menarik sehingga dapat
mengembangkan sikap spirual anak.
Sebagai contoh untuk
memupuk dan mengembangkan sikap bahwa “yang ada dalam diri manusia lebih
penting dari pada yang terlihat dari luar”. Dalam buku ini, untuk mengembangkan
sikap tersebut hanya menggunakan balon, yaitu 2 balon yang sudah ditup dan 2
balon belum ditiup.
Dalam aktivitas tersebut,
dimulai dengan menjelaskan bahwa masing-masing balon mewakili masing seseorang
dan setiap orang diisi dengan napas kehidupan, seperti juga balon-balon yang
ditiup itu.
Orang hanya akan
melihat bagian luar balon atau bagian luar manusia, dan mereka cenderung
berpikir bahwa itu adalah bagian yang terpenting. Padahal yang sesungguhnya
penting adalah apa yang ada di dalam membentuk bagian luar. Bagian dalamlah
yang memberi bentuk pada balon. Tanpa bagian dalam itu balon akan lemas dan tak
berguna, sebagaimana balon yang kempes.
Kita perlu tahu bahwa
yang ada dalam diri orang lain itu penting dari pada bentuk luar mereka. Udara
dalam diri itu penting karena memberi kita kehidupan. Pikiran dan perasaan kita
juga merupakan hal penting dalam diri kita. Hal-hal tersebut membantu membentuk
kita dan pengalaman kita melalui berbagai cara. Yang terpenting adalah jiwa
yang ada di dalam.
Lanjut dengan analogi
balon: “Bisakah kalian lihat bahwa kehidupan atau udara yang ada di dalam balon
adalah hal yang ppenting? Apa yang terjadi dengan udara ketika kalian
mengeluarkannya dari balon?” anak-anak akan melihat bahwa udara di dalam balon
menyatu dengan udara di luar balon.
Mungkin Anda bisa
membandingkan udara atau kehidupan yang dilepas itu dengan kematian raga, bantu
anak-nak melihat bahwa sesungguhnya tidak ada kematian karena kehidupan menyatu
kembali dengan sumbernya, seperti yang terjadi pada udara itu, dan berlanjut dengan
bentuk yang berbeda.
Selain
cara menanamkan sikap-sikap spiritual dengan cara yang konkret dan masuk akal
seperti di atas. Dalam buku ini, pemupukan dan pengembangan sikap spiritual
pada dilakukan dengan 3 tahapan yaitu penyemaian (untuk pemula), kecambah
(untuk pembelajaran tingkat sedang), dan mekar (untuk pembelajaran tingkat
lanjut). Sehingga, dengan tahapan-tahapan tersebut dengan mudah kita dapat
mempelajari dan mengaplikasikannya kepada anak didik kita, karena berawal dari
yang dasar terlebih dahulu hingga pada tahap lanjutan.
0 comments:
Post a Comment