Menurut Piaget, siswa Sekolah Dasar (SD) berada pada rentang usia
di mana masih berpikir konkrit. Sedangkan, sifat matematika yang dipelajari
sangat abstrak. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika perlu kiranya
guru menggunakan konteks matematika sebagai starting point. Dengan
penggunaan konteks matematika atau masalah-masalah realistik yang dapat
dibayangkan atau yang pernah dialami siswa, dapat memberikan siswa suatu akses yang
alami dan motivatif menuju konsep matematika. Sebagai contoh pembelajaran
dengan menggunakan konteks matematika adalah pada tayangan video yang bersumber
dari Rumah Belajar berikut ini:
Setelah memperoleh infrormasi tersebut, siswa diberikan
permasalahan, tentunya masih dengan menggunakan konteks pizza. Pertama, masih
melanjutkan cerita yang pertama, bahwasanya dia datang ke Pizza Hut tidak
sendiri, bersama dengan keluarganya. Harus memotong seperti apakah dia dengan
jumlah keluarga seperti itu?. penyelesain masalah tersebut, masih hanya sebatas
tanya jawab, karena tinggal memilih dari tiga potongan yang telah ditentukan.
Permasalahan kedua, mereka menyelesaikannya dengan cara berkelompok
serta menggunakan gambar pizza yang dapat dipotong. Permasalahan kedua adalah
sebagai berikut:
Nama
|
Jumlah
Pizza
|
Dipotong
|
Ari
|
5
|
Besar
|
Bayu
|
4
|
Kecil
|
Cia
|
3
|
Sedang
|
Dari permasalahan tersebut, kemudian siswa bereksplorasi untuk
menyelesaikannya, dengan cara menggunting gambar pizza yang telah disediakan
dan menempelkannya pada selembar kertas. Setelah setiap kelompok selesai,
kemudian masing-masing kelompok mempresentasikannya, serta secara bersama-sama
membuat kesimpulan.
Dari tayangan video tersebut, memberikan pembelajaran bagi kita
sebagai guru bahwasanya penggunaan konteks pada pembelajaran matematika
sangatlah penting. Karena dengan menggunakan konteks yang dekat dengan siswa
dapat dijadikan sebagai starting point untuk masuk ke dalam materi ajar.
Selain itu, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, karena pembelajaran
tidak lagi hanya sekadar duduk manis medengarkan cerama guru, tetapi learning
by doing dan student centered, sehingga pembelajaran pun jauh lebih
bermakna.
Video TTS:
Video TTS:
0 comments:
Post a Comment