APOLLO-AN

           Masa kecil adalah masa yang sangat menyenangkan, karena masa yang memberikan banyak kisah yang mewarnai kehidupan. Di masa kecil banyak sekali pengalaman yang tidak bisa terlupakan, salah satunya adalah ketika bermain dengan sahabat. Banyak cerita yang tak terlupakan dari permainan ketika masa kecil di antaranya: bertengkar hingga nangis, tidak saling menyapa, dan saling mengincar satu teman agar selalu jaga ketika bermain petak umpet.
Salah satu permainan masa kecil yang tak terlupakan bagi adalah apollo-an. Asal mula permainan ini diberi nama apollo, mungkin karena kita harus menerbangkan kereweng[1] ke lingkaran, dan lingkaran itulah yang dinamakan apollo. Ketika dewasa ini baru nyadar, mungkin permainan ini diinspirasi dari seorang astronaut yang pergi ke luar angkasa.
Cara bermain apolloan sangat mudah, mungkin teman-teman sudah mengenal dan pernah bermain di daerah teman-teman, tapi istilah dan namanya yang berbeda. Adapun caranya sebagai berikut:
1.        Membuat lingkaran sebagai luar angkasa tempat mendaratnya kereweng dan sebuah garis yang jaraknya kira-kira 5 meter dari lingkaran sebagai tempat untuk melempar kereweng.

 

2.        Secara bergantian anak-anak melempar kereweng-nya masing-masing. Apabila ada salah satu anak yang kereweng-nya tidak masuk pada lingkaran, berarti anak tersebut yang menjaga dan yang lainnya sembunyi. Ketika ada dua atau lebih anak yang kereweng-nya tidak masuk pada lingkaran, maka harus mengulang kembali untuk melempar kereweng-nya. Begitu pula jika kereweng semua anak masuk pada lingkaran, maka harus mengulang kembali.
3.        Ketika hanya satu anak yang kereweng-nya tidak masuk pada lingkaran maka anak tersebut harus jaga lingkaran tersebut, dan yang lainnya sembunyi.
4.        Tugas yang jaga sebelum mencari anak-anak yang sembunyi adalah menata kereweng tersebut ke atas layaknya sebuah menara. Dan apabila sudah disusun berarti penjaga bisa mencari teman yang sembunyi.
5.        Ketika penjaga mencari anak-anak yang bersembunyi, dan menemukannya. Penjaga harus kembali ke lingkaran sambil mengucapkan “Tekong”.
6.        Apabila penjaga menemukan anak-anak yang sembunyi dan yang terlebih dahulu sampai  di lingkaran adalah anak yang sembunyi, maka anak yang ditemukan itu boleh kembali sembunyi. Begitu sebaliknya, jika yang sampai di lingkaran adalah penjaga, maka yang anak yang ditemukan dari persembunyiaan itu menjadi tawanan.
7.        Bagi yang sembunyi bisa membebaskan teman yang sudah ketemu dari persembunyiannya oleh penjaga, dengan merobohkan kereweng yang ditata dan sambil mengucapkan “Tekong”.
8.        Penjaga harus bisa menemukan semua anak yang bersembunyi, dan apabila penjaga sudah menemukannya maka permainan diulangi dari awal lagi dengan cara melempar kereweng ke lingkaran.
Bermain apollo-an yang tidak terlupakan adalah ketika bersembunyi. Banyak alternatif tempat untuk bersembunyi mulai dari kandang sapi, dalam rumah, atas pohon, hingga lubang bekas sumur yang tidak digunakan lagi yang penting adalah aman dan tidak ketemu dari penjaga.
Bagi teman yang sembunyi di atas pohon, bertugas untuk mengintip penjaga mau mencari kemana. Dan ketika penjaga mencari ke tempat yang lumayan jauh dari lingkaran yang ditinggalkan, anak yang sembunyi di atas pohon memberikan aba-aba kepada teman yang lain agar segera menekongnya.[2] Karena kerja sama antara anak yang sembunyi di atas pohon dan anak yang lainnya, suatu ketika ada anak yang menjaga sampai lama, hingga permaian itu usai dan anaknya menangis karena sangat lama menjaga lingkaran.
Suatu ketika temen yang sembunyi di atas pohon jatuh dan tangannya patah, karena dia turun dari pohon dengan cepat-cepat karena ketahuan sama penajaga. Dari kejadian ini, akhirnya kami trauma untuk sembunyi di atas pohon lagi.
Dan yang paling menyenangkan adalah bersembunyi di rumah tetangga, awalnya hanya untuk menumpang sembunyi, tetapi biasalah anak kecil ngelunjak untuk minta minum. Sambil menyelam minum air juga ceritanya. Tapi tak jarang juga orang yang rumahnya di tempatin untuk sembunyi memberikan makanan juga, seperti singkong dan beton[3] rebus.
Sungguh permainan tradisional membuat masa kecil sangat menyenangkan dan sangat berkesan. Sikap kebersamaan antar pemain sangat erat jika dibandingkan dengan permainan modern sekarang. Permainan modern cenderung membuat anak bersikap individual, anak hanya sibuk dengan apa yang dipegangnya dan cuek terhadap lingkungan sekitar. Oleh karena itu, mari kita melestarikan permainan tradisional yang ada di daerah kita dengan cara memperkenalkan dan mengajak bermainkannya kepada adik kita atau anak-anak tetangga yang ada di sekitar kita.



[1] Pecahan genting
[2] Berlari ke lingkaran untuk merobohkan susunan genting yang berada di lingkaran
[3] Biji nangka

Penulis : Bakhrul Ulum ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel APOLLO-AN ini dipublish oleh Bakhrul Ulum pada hari Tuesday, 31 March 2015. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan APOLLO-AN
 

0 comments:

Post a Comment